Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolsek Dolok Panribuan Sumatera Utara AKP Andar Siahaan meninggal dunia setelah dikeroyok ratusan warga karena diteriaki maling sesaat setelah mengamankan seorang pelaku perjuadian di Desa Dolok Saribu, Kecamatan Dolok Pardamen, Simalungun, Rabu (27/3/2013) malam.
Kepala Bidang Humas Polda Sumatera Utara Kombes Pol Heru Prakoso menjelaskan kejadian berawal saat penangkapan judi jenis kim di Desa Dolok Saribu berjarak sekitar 5 kilometer dari lokasi kejadian.
Kemudian Rabu (27/3/2013) sekitar pukul 20.00 WIB sesuai informasi dari masyarakat melalui handphone secara berulang2 kepada Kapolsek dengan menjelaskan bahwa di lokasi sedang berlangsung permainan judi jenis kim.
Akhirnya Kapolsek beserta tiga anggotanya masing Aiptu Amada Simbolon, Bripka Lamsar Samosir, Brigadir Leo Sidauruk langsung berangkat dari kantor Polsek menuju lokasi dengan mengenderai mobil Kapolsek.
Kemudian sekira pukul 21.00 WIB petugas berhasil menangkap pelaku perjudian dengan barang bukti berupa satu buah handphone bertuliskan nomor judi kim atas nama Yeni Sumbayak,
"Namun isteri tersangka berteriak memprovokasi warga bahwa Kapolsek sebagai pencuri sehingga warga berkumpul dan menghadang serta menyandera Kapolsek beserta merusak kendaraan Kapolsek," ungkap Heru kepada wartawan Kamis (28/3/2013).
Akibatnya tersangka judi yang sudah berhasil ditangkap akhirnya dilepaskan Kapolsek. Tetapi massa tetap beringas. Akhirnya Kapolsek dan tiga anggotanya melarikan diri. Naas, Kapolsek tertangkap massa sehingga terjadilah penganiayaan.
"Adapun tiga orang personil Polsek berhasil menyelamatkan diri. Akibat kejadian tesebut korban (Kapolsek Dolok Panribuan) mengalami luka parah pada bagian kepala karena hantaman benda keras dan tumpul sehingga meninggal dunia di lokasi," ungkapnya
Sementara anggota Kompolnas Edi Saputra Hasibuan mengungkapkan Kapolsek Dolok Pardamean Polres Simalungun AKP Andar Siahaan menggerebek kawasan perjudian di Desa Dolok Saribu, Kecamatan Dolok Pardamen, Simalungun, Sumut, Rabu (27/3/2013) malam bersama tiga anak buahnya.
Saat terjadi penangkapan, istri seorang pelaku meneriakinya maling kepada Kapolsek dan tiga anak buahnya yang menangkap pelaku perjudian. Melihat massa yang banyak dan kondisi tidak kondusif Kapolsek dan tiga anak buahnya melepaskan pelaku perjudian yang sebelumnya ditangkap.
Tetapi Massa tetap tidak bisa dikendalikan sampai akhirnya Kapolsek dan tiga anak buahnya kabur menggunakan mobil.. Malangnya mobil yang dibawanya terperosok ke parit di Desa Buntu Bayu Pane Raja da
Atas kejadian tersebut, Kompolnas akan datang ke Polda Sumut pada sabtu (30/3/2013) untuk melakukan investigasi tentang berbagai hal yang terkait kasus tersebut.
Kompolnas pun prihatin dengan maraknya segala bentuk perjudian di Sumatera Utara dan selama ini dibiarkan aparat penegak hukum.