TRIBUNNEWS.COM SLEMAN,-Kepala Kantor Wilayah Hukum dan HAM DIY Rusdianto mengharapkan agar sistem pengamanan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman dengan CCTV, segera dipasang. Sebab pasca penyerangan berdarah di Lapas tersebut belum dipasang CCTV.
"Mudahan-mudah segera dipasang ya. Kami sudah mengajukan Semoga kurang dalam waktu satu bulan," kata dia dalam recovery pasca penyerangan Lapas dan Hari Bhakti Pemasyarakatan pada Selasa (16/4).
Menurut dia, untuk biaya pemasangan sistem keamanan untuk CCTV tak terlalu mahal. Dia memperkirakan sekitar Rp 30-40 juta.
Saat ini, untuk pengamanan masih menggunakan manual dan optimalsasi personel Lapas. Pengamanan pasukan brimbob sebanyak 20 personel setiap malam.
"Pengamanan tersebut dalam rangka perlindungan saksi-saksi penyerangan Lapas. Sehingga masih ada pengamanan dari brimbob," terang dia.
Rusdianto menambahkan pasca penyerangan telah melakukan pemulihan terhadap tahanan dan pegawai dengan pendampingan dan pendekatan. Dalam konsolidasi terkait pasca penyerangan untuk pengamaman pihak Lapas melakukan evaluasi manajemen pengamanan.
"Pengamanan yang kami lakukan adalah untuk dari dalam bukan dari luar. Sehingga kami tak siap untuk pengamanan dari luar. Sebab senjata ada di gudang atau tempat tertentu," kata dia.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman Sukamto Harto mengatakan pengamanan diharapkan interkoneksi dengan internet. Sehingga dapat langsung ke Wamen.
"Kami berharap juga ada alram di Lapas ini. Supaya ada warning jika ada sesuatu," kata dia.
Sementera itu, saksi penyerangan Lapas Kelas IIB Sleman tampak menikmati saat senam bersama yang diadakan dalam rangka recovery pasca penyerangan lapas yang populer di masyarakat dengan nama Lapas Cebongan.
Rusdianto mengatakan kegiatan tersebut untuk membangkitkan semangat para pegawai lapas dan para tahanan dan warga binaan dan penyerangan.
"Adanya kejadian yang mengenaskan, pasti akan menimbulkan trauma. Sehingga membutuhkan recovery. Salah satunya yang kami lakukan adalah dengan kegiatan ini," kata dia.(cba)