Laporan Wartawan Tribun Medan / Irfan Azmi Silalahi
TRIBUNNEWS.COM MEDAN- Kadivpas Kanwil Kemenkumham Sumut Amran Silalahi, menjelaskan buntuk kejadian bentrokan antar dua kubu di Lapas Klas I Tanjung Gusta Medan, menyerahkan seluruh prosesnya kepada pihak kepolisian. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya pun meminta bantuan dari pihak kepolisian hingg Sabtu (hari ini).
"Bermacam-macam. Ada pembunuhan dan narkotika. Blok tidak tertentu sama rata. Asion itu di blok T VII," ujarnya, Jumat (26/4/2013) dilokasi.
Pantauan di lokasi, sejak pagi sekitar pukul 09.00 WIB di mana awal mula bentrokan terjadi antar sesama kelompok, satu per satu pihak kepolisian masuk ke dalam. Dimulai pukul 10.00 WIB hingga 17.00 WIB, puluhan petugas kepolisian baik berseragam lengkap dan menggunakan pakaian preman, masuk melalui gerbang pintu utama.
Sekitar jam 14.00 WIB, Kapolresta Medan Kombes Monang Situmorang, tampak datang. Namun dirinya tak ada memberikan komentar kepada puluhan media massa yang menunggu di depan gerbang utama Lapas. Sekitar pukul 15.00 WIB, empat orang kelompok Effendi tampak diboyong kedalam mobil tahanan. Dari penuturan seorang petugas di lokasi, empat orang yuang dibawa itu masing-masing bernama Syahputra Sitepu, Tarkelin Ginting, Enosta Tarigan dan Ramlan Barus.
Selang 20 menit kemudian, lima orang napi dari dalam Lapas kembali dibawa melalui bus tahanan lain. Selang beberapa menit kemudian, empat orang napi kembali dimasukkan kedalam bus tahanan. Terakhir delapan orang napi kembali dimasukkan kedalam mobil tahanan. Empat trip napi yang diboyong masuk kedalam mobil tahanan, terlihat dengan kondisi tangan terborgol. Satu diantaranya, tampak pelipis matanya terluka.
Seorang wanita yang diduga keluarga dari pada napi yang terlibat bentrok, tampak histeris dan jatuh pingsan. Petugas Lapas wanita pun langsung membantu wanita itu untuk dibawa ke klinik Lapas. "Orang kayak gini kelen foto-foto juga. Cari berita ya cari berita. Tapi orang kayak gini kelen poto. Ku lepaskan la ini ya biar kelen fotoin dia," ujar seorang bapak yang meboyong wanita pingsang, yang disebut-sebut keluarga dari seorang napi bernama Syahputra.
Kakanwil Kemenkumham Sumut Budi Sulaksana, saat berada di Lapas Anak Tanjung Gusta usao mendampingi Menteri Kesehatan yang datang berkunjung, mengaku belum dapat memastikan motif bentrokan yang terjadi. Budi hanya menjawab, dirinya belum mendapat laporan. "Saya belum dapat informasi. Nanti saya cek," ujarnya.
Ia pun menjelaskan, luka pada salah seorang korban berasal dari sikat gigi yang ditajamkan. "Mereka empat orang sudah dipindahkan ke Pematang Siantar. Saya belum dapat laporan," urainya.
Dua orang petugas kepolisian berpakaian sipil yang tengah bersiskusi di taman bagian depan Lapas, sempat terdengar mengatakam perkelahian dua kelompok dipicu masalah hutang sebesar Rp 400 ribu. "Ini masalah hutang piutang sebesar Rp 400 ribu. Awalnya meraka (napi) bentrok di depan kolam ikan, tetapi sempat dipisahkan oleh petugas. Kemudian sekitar pukul 10.15 WIB, mereka main lagi di lapangan voli," ujar seorang petugas kepolisian.
Dari perbincangan antar sesama polisi yang terdengar Tribun, satu korban bernama Alexander alias Cemy, telah dilarikan ke RS Bina Kasih sejak pagi hari. Dari petugas kepolisian itu juga sempat terdengar ada juga satu korban bernama Masdiansyah (40), kasus sabu-sabu yang terkena tikam dibagian punggung.
Informasi di lokasi, 17 orang napi dipindahkan ke beberapa kawasan seperti Pematangsiantar, Tebingtinggi, Binjai dan Lubukpakam. Semuanya tampak diborgol sebelum dinaikkan ke kendaraan yang membawanya.
Salah seorang napi yang dipindahkan yaitu Syahputra Sitepu alias Dewa, dari beberapa pengunjung Lapas mengutarakan merupakan pimpinan kelompok yang memukuli A Siong. Meski tak mau diwawancarai, saat digiring ke kendaraan yang akan membawanya ke Lapas Pematangsiantar, Syahputra berjalan sambil berkata-kata."Yang benar disalahkan, yang salah dibenarkan," ucapnya berulang-ulang.
Beberapa pengunjung Lapas juga sempat mengutarakan mendengar keributan dari dalam. "Kita mulai mendengar bentrokan terjadi pukul 09.00 WIB hingga 09.45 WIB. Dan terlihat dari sela-sela pintu masuk, seorang tahanan lembam parah," ujar pengunjung Lapas Kelas I Medan seraya menyatakan pihak keluarga khawatir seorang tahanan tersebut adalah salah seorang keluarganya.
Akibat terjadi bentrokan tersebut sejumlah pengunjung yang telah menunggu sejak pagi pukul 08.00 WIB, tidak diperkenankan masuk. Sekitar pukul 11.37 WIB, seorang petugas tampak menempelkan dua selebaran pengumuman yang mengatakan jam besuk pada hari itu ditiadakan.
Satu selebaran berisi "diberitahukan kepada seluruh warga binaan pemasyarakatan maupun masyarakat (pembesuk/pengunjung) bahwa kunjungan/besukan pada Jumat 26 April 2013 ditiadakan," isi dari pemberitahuan.
Ada juga selebaran pemberitahuan yang berisikan "sehubungan dengan pelaksanaan Upacara Hari Bakti Pemasyarakatan Yang Ke-49 di Lembaga pemasyarakatan klas I Medan yang dilaksanakan pada Sabtu, 27 April 2013, maka dengan ini diberitahukan jam besuk pagi ditiadakan dan besukan kembali dibuka pada siang hari," isi pemberitahuan satu lagi. Dalam dua pemberitahuan tersebut, tertera tandatangan Kalapas Klas I Medan Kabid Adm Kamtim Efendy Manurung.(Irf)