TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pasien pemegang kartu Jaminanan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), mengeluhkan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majalaya, Kabupaten Bandung. Pihak rumah sakit dituding sering membiarkan pasien dari kalangan miskin dan tidak memberi pelayanan kesehatan.
Tokoh masyarakat Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Agus Darajat (50), mengatakan sudah lama hal tersebut dirasakan warga. Beberapa orang dari desanya yang dulu pernah berobat menggunakan Jamkesmas sempat ditelantarkan.
"Pelayanan di sana memang kenyataannya kurang memuaskan. Apalagi untuk yang menggunakan Jamkesmas. Beberapa orang warga Tarumajaya sudah mengalami pelayanan yang kurang baik. Mereka tidak mau melayani pasien Jamkesmas dengan alasan kamar rawat inap penuh," ujar Agus, Senin (13/5/2013).
Salah seorang warga Tarumajaya, kata dia, bahkan meninggal dunia dalam perjalanan karena tidak bisa dirawat di RSUD Majalaya. Pihak rumah sakit menolak memberikan pelayanan. Padahal ia tidak mempunyai biaya jika harus berobat ke rumah sakit yang lain. Harusnya pihak rumah sakit bisa memberikan pelayanan yang cepat agar nyawa warga tersebut bisa diselamatkan. Bisa saja kejadian seperti ini juga terjadi kepada warga yang lain.
"Kami juga tidak menyalahkan sepenuhnya kepada pihak rumah sakit. Soal nyawa memang sudah ada yang mengatur. Tapi kalau mereka mau memberikan penanganan cepat dan serius kejadian seperti ini bisa tidak terjadi. Kami harap tidak ada perbedaan penanganan terhadap pasien Jamkesmas," katanya.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung, Eddy Hidayat, mengaku kecewa setelah mendengar keluhan warga saat melakukan acara reses di Balai Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari ini.
"Kejadian yang menimpa warga Tarumajaya tidak boleh terulang kembali. Pihak rumah sakit harus cepat tanggap dalam menangani pasien. Jangan membedakan antara pasien yang menggunakan Jamkesmas atau tidak. Jamkesmas kan sudah ditanggung pemerintah. Jadi tidak ada alasan untuk tidak melayani pasien dengan baik," ujar Eddy.
Pihaknya, kata Edi, segera meminta Bupati Bandung untuk melakukan evaluasi. Pasalnya anggaran untuk Jamkesmas sudah ada di APBD Pemkab Bandung. Pihaknya akan segera meminta untuk memperbaiki kinerja direktur utama serta jajaran manajemen RSUD Majalaya.
"Kalau pelayanan seperti ini terus, akan saya minta Bupati untuk mengganti direkturnya. Kalau perlu semua jajaran manajemen di sana dirombak besar-besaran agar bisa memberikan pelayanan yang baik ke masyarakat," ujarnya.
Direktur Utama RSUD Majalaya, Kusmawan Dardja membantah jika ada pasien pemegang kartu Jamkesmas yang mereka persulit. Selama ini pihak rumah sakit tidak pernah mengambil uang sedikit pun dari pemegang Jamkesmas.
"Tidak benar jika ada keluhan seperti itu. Selama ini kami tangani semua pasien yang masuk ke rumah sakit. Malah jika ada pasien yang ke UGD selalu kami tangani dulu. Masalah administrasi itu belakangan. Kalau tidak percaya silakan cek langsung saja," ujar Kusmawan melalui sambungan telepon, Senin (13/5).
Biasanya warga yang mengeluh itu karena persyaratan Jamkesmasnya tidak lengkap. Jadi seakan pihak rumah sakit yang mempersulit untuk memberikan pelayanan. Ia pun menghargai setiap saran yang diterima. Agar pelayanan yang diberikan bisa lebih baik. (aa)