TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Belasan penumpang pesawat Merpati MA60 nomor penerbangan PK-MZO, tampak duduk-duduk di ruang VIP Lanud El Tari Kupang. Wajah mereka ada yang murung, ada yang sedang telepon sambil meneteskan air mata.
Ada yang sedang bercerita bahkan ada yang sudah bisa tersenyum. Para penumpang pesawat Merpati buatan China ini pantas trauma dan syok, karena kecelakaan pesawat Merpati saat mendarat hampir saja merenggut nyawa mereka.
Evarista Selvia Ningrum (36), sambil menggendong anaknya yang masih bayi terlihat meneteskan air mata ketika berbicara pertelepon dengan sanak keluarganya. Evarista pantas bersedih karena saat kecelakaan pesawat, ia berada di dalam pesawat Merpati bersama putranya bernama Caesar yang masih berusia 20 bulan.
Ia mengaku menelepon keluarganya di Bajawa-Kabupaten Ngada. Evarista mengatakan, ia dan bayinya datang ke Kupang untuk suatu urusan, sementara suaminya ada di Bajawa. Di dalam pesawat ia menempati kursi nomor 2D di barisan bagian depan. Sewaktu pesawat terbang dari Bandara Turalelo-Soa, tidak terjadi apa-apa. Penerbangan pesawat berjalan mulus.
Namun ketika memasuki wilayah Kota Kupang, saat masih berada di udara, mereka sempat merasakan goncangan pada badan pesawat. Apalagi ketika mendekati bandara atau hendak mendarat di Bandara El Tari Kupang, secara tiba-tiba terjadi semacam benturan.
Ia kemudian melihat ada penumpang yang seperti melompat dari tempat duduk masing-masing, ternyata pesawat kecelakaan.
"Saya posisi di kursi bagian depan. Setelah semua penumpang berusaha keluar lewat pintu samping, baru saya keluar sambil menggendong anak saya. Saya terus berteriak darah Yesus, darah Yesus. Saya percaya Tuhan itu ada dan pasti menolong saya," cerita Evarista.
Sayangnya ketika sedang bercerita, Evarista harus segera bergabung dengan penumpang lainnya karena harus segera naik ke bus TNI AU untuk diantar mengambil barang bawaan mereka yang sudah ditumpukan di bandara. Selama berada di ruang VIP Lanud El Tari Kupang, Evarista terus menggendong dan memeluk bayinya itu.
Trauma peristiwa kecelakaan pesawat ini juga terjadi pada penumpang, Pendeta Yohanes Gara dan ibu Zumalinda. Pendeta Yohanes Gara mengatakan, ia merasakan pesawat Merpati mulai goyang saat hendak landing di Bandara El Tari Kupang.
"Saat ini saya merasa goyangan pesawat agak kasar. Saya sempat bicara pada penumpang yang duduk di sebelah saya, kok goyang sekali pesawatnya. Tidak lama terjadi seperti dihantam dengan benda lain dan langsung ada perintah supaya buka pintu darurat. Cepat-cepat penumpang keluar lewat pintu darurat," ujar Yohanes.
Ia mengaku hanya merasa syok sedikit akibat peristiwa kecelakaan pesawat itu. Tetapi kemudian normal atau sehat kembali dan beruntung tidak terjadi apa-apa pada dirinya.
"Penumpang pesawat penuh. Pertama terbang tidak ada masalah apa-apa, hanya saat hendak mendarat tiba-tiba terjadi kecelakaan," kata Yohanes.
Hal yang sama dikatakan Zumalinda, penumpang lainnya. Zumalinda mengaku trauma dan shock sekali dengan peristiwa tersebut meskipun ia tidak mengalami luka- luka atau cedera.
"Memang waktu masih di atas udara, pesawat sudah goyang. Ternyata akhirnya begini," kata Zumalinda.
Berikut penumpang Merpati yang diperiksa di RS TNI AU EL Tari Kupang:
1. Alfonsius Mite (dirawat di RS TNI AU)
2. Emilianus Mite (dirawat di RS TNI AU)
3. Karlin Sale
4. Tresia Melani (rujuk ke RSU Kupang-curiga patah tulang tangan)
5. Osriman P Manre
6. Yanas Manre
7. Arndus Molu
8. Monika
9. Agustina
10. Titin Molo
11. Risna Haman
12. Remigius Gorisa
13. Dionisia Lani
14. Sutiah
15. Mohammad Haryanto
16. Albertus
17. Rinaldus Koli Wolo
18. Aditya Prijono (Pilot)
19. Lani Wulandari (pramugari)
20. Anesa (pramugari)
21. Auyong Lantin
22. Heriyanto
23. Matilde Tansa Trisna
24. Catarina
25. Alosyus
Lima penumpang dirujuk ke RSU Kupang:
1. Tresia melani (diduga patah tulang tangan)
2. Dionisia Lani (diduga patah tulang belakang)
3. Aditya Prijono (Pilot), diduga patah tulang belakang
4. Catarina (diduga patah tulang leher)
5. Alosyus (diduga ada benda asing di kaki kiri)
Sumber: RS TNI AU El Tari Kupang