Tribunnews.com, Kolaka- Rencana Pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak bukan saja membuat masyarakat resah, tapi juga menimbulkan pelaku-pelaku kejahatan baru. Di Kolaka, Sulawesi Tenggara misalnya. Seorang sopir angkutan mengisi premium hingga 200 liter di tangki rakitan yang memang telah dipersiapkan di dalam Avanza miliknya.
Namun, mobil tersebut meledak dan melukai seorang pengendara motor yang juga sedang mengisi bensin di tempat yang sama. Ledakan itu terjadi di SPBU Kolakaasi, Kolaka, kemarin. Setelah terdengar ledakan keras hingga sebagian kaca mobil pecah, Avanza dengan nomor polisi DT 7224 AB ini melarikan diri.
"Setelah kejadian itu, ada informasi dari masyarakat sekitar kalau mobil yang menggunakan tangki rakitan itu mengeluarkan ledakan, dan lari meninggalkan SPBU. Kita kejar dan dapatkan, kini di Polsek, mulai dari mobil pelaku hingga barang buktinya," ucap Kepala Polsek Kolaka, Iptu Muh. Agus, Jumat (14/6/2013).
Agus mengakui, Avanza ini mengangkut enam jeriken ukuran 35 liter dan sebuah tangki rakitan dengan kapasitas 200 liter yang terisi penuh. "Pemilik mobil sedang kita mintai keterangan dan ada juga warga lain yang menjadi korban. Lehernya terkena serpihan kaca mobil tersebut," tambahnya.
Di tempat yang sama, Mukminin, warga yang menjadi korban mengatakan, ledakan yang terdengar dari dalam mobil tersebut sangat keras. "Saya kaget begitu adanya bunyi ledakan dari dalam mobil itu.. Semua orang lari keluar SPBU, termasuk pegawainya. Saya juga sambil dorong motor keluar dari SPBU, ternyata leher saya dipenuhi darah. Setelah dilihat yang kena kaca mobil yang keluarkan bunyi ledakan itu. Banyak kaca yang masuk di leher saya Pak, " ungkapnya.
Sementara itu, pelaku yang berinisal A mengaku kalau premium itu akan dijual kembali dengan harga lebih tinggi. "Dulunya saya sopir angkutan umum. Setelah dengar BBM mau naik saya coba-coba menimbun untuk dijual kembali," kata Mukminin.
Namun jangalnya, petugas SPBU tidak mencurigai mobil tersebut saat melakukan pengisian dengan jumlah yang tidak wajar. Pihak SPBU Kolakaasi sendiri enggan memberikan keterangan mobil itu, maupun indikasi adanya main mata petugas SPBU dengan pelaku penimbun BBM di tempatnya.