TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Hari ini tes tulis jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) digelar serentak. Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin menganitipasi dugaan adanya praktik perjokian.
Unlam membentuk tim khusus mengawasi pelaksanaan ujian SBMPTN yang diikuti oleh 6.031 peserta. Sedikitnya 400 dosen diterjunkan untuk ikut mengawasi pelaksanaan ujian SBMPTN. Tim khusus melibatkan dekan fakultas dan ikut terjun ikut mengawasi pelaksanaan ujian SBMPTN.
Unlam tampaknya tidak ingin kecolongan adanya praktik perjokian. Itu sebabnya, peringatan keras pun disampaikan terkait perjokian. Panitia lokal menegaskan tidak akan menoleransi sedikit pun semua peserta yang menggunakan joki untuk mengerjakan soal.
"Pendek kata, sanksinya sangat berat. Mereka yang kedapatan menggunakan joki tidak hanya gugur seperti jika ketahuan tidak jujur. Pengguna joki dan jokinya akan berurusan dengan aparat penegak hukum," tegas Ruslan Muhyi, Dekan Fakultas Kedokteran Unlam, Senin (17/6/2013).
Meski sibuk dengan jadwal praktik sebagai dokter anak, Ruslan pun rela turun tangan ikut mengawasi pelaksanaan SBMPTN. Bahkan, dia menegaskan, "Saya akan memburu dan membekuk joki."
Disebutkan, Unlam memokuskan pada pengawasan pelaksanaan SBMPTN. Tidak heran kalau kemudian dibentuk tim mulai dari tingkat universitas sampai tingkat prodi. Ruslan ikut pun terlibat di tim pengawas.
"Peserta yang masuk ruang ujian akan dicek satu persatu, foto di kartu peserta, ijazah dan muka peserta akan dicocokan. Alat komunikasi akan diamankan," ucap dokter spesialis anak yang juga Guru Besar Unlam ini.
Kata Ruslan, untuk memeriksa ketat peserta, pengawas punya waktu satu jam sebelum ujian dimulai. Saat itu peserta akan diperiksa satu persatu.
"Pokoknya jangan main curang, pasti ketahuan. SBMPTN ini jalur resmi dan tidak bisa main belakang. Jika pakai joki tidak ada toleransi," tegasnya.
Fitriani, kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) Unlam, menambahkan sekitar 400 dosen dikerahkan untuk mengawasi SBMPTN. Selain itu, juga dilibatkan Resimen Mahasiswa (Menwa) Unlam.
Meski tiap tahun pelaksanaan SBMPTN di Unlam selalu aman, menurut dia panitia tidak akan lengah. Pengawasan ketat sesuai prosedur tetap berlaku. "Bila terlambat pun tidak ada tambahan waktu, segala macam peralatan elektronik dilarang. Tiap hal mencurigakan kita awasi," cetusnya.
Ketua Panitia Lokal (Panlok) Unlam, Hadin Muhjad menegaskan, pihaknya telah melakukan pemetaan program studi (prodi) yang paling banyak peminatnya. "Program studi yang banyak peminat itu yang akan mendapat pengawasan ketat karena berpotensi terjadi kecurangan," ujarnya.
Dia mencontohkan, Fakultas Kedokteran Unlam tahun lalu sampai 1000 peserta padahal cuma 50 orang saja yang bisa masuk kuota. Kemudian prodi Akuntansi dan Farmasi juga memiliki persaingan ketat.
Selain pengawasan terhadap joki, sebut Hadin, tim khusus mewaspadai terhadap kecanggihan teknologi. Sebab, lanjut Hadin, semakin canggihnya teknologi saat ini bisa membantu peserta berbuat curang.