TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Suasana musik menghentak di lantai diskotek di bilangan Jl Pangeran Antasari, Selasa (26/6/2013) dinihari mendadak kacau. Puluhan pengunjung berhamburan menyusul terjadinya perkelahian pengunjung di lantai dansa.
Sejurus kemudian, tubuh pria tegap tergolek di lantai bermandi darah, tepat di depan meja disc jockey (DJ). Korban diketahui bernama David Eka Arifin (22), prajurit TNI yang bertugas di Korem 101/Antasari.
Nyawa korban tak sempat terselamatkan. Sedikitnya 21 mata luka bekas tusukan di tubuh korban yang baru enam bulan di-BKO-kan dari kesatuan asal Batalion 621/Manuntung ke Korem 101/Antasari.
Diperoleh informasi, menjelang tengah malam, David yang bebas tugas bersama tiga rekannya anggota Yonif 621/Manuntung mengunjungi tempat hiburan malam Grand Discothiq di Jalan Pangeran Antasari. Keempat prajurit muda itu memilih meja, dan duduk menikmati hentakan musik yang diperagakan oleh DJ.
Tak lama kemudian, David bersama satu rekannya pergi ke toilet. Entah kenapa sekembali dari toilet, David tidak langsung bergabung kembali dengan tiga temannya. Dia justru memilih meja lain, tidak jauh dari meja yang ditempati tiga rekannya.
Tiba-tiba saja di meja itu David terlibat cekcok mulut dengan seseorang. Pertengkaran mulut yang tidak jelas asal muasalnya itu akhirnya berujung perkelahian di antara keduanya.
Sumber di lokasi kejadian menyebut, keduanya dalam keadaan pengaruh minuman keras. Para pengunjung yang tengah asyik menikmati musik, mendadak berhamburan menjauhi sekitar tempat perkelahian.
Tanpa disadari oleh David, di tengah suasana lampu yang temaram di lantai disko, lawannya mengeluarkan sebilah senjata tajam jenis belati dari balik pergelangan tangannya. David tak mampu menangkis serangan lawannya yang berkali-kali menusukkan belati ke arah tubuhnya.
Sejurus kemudian, David pun tersungkur di lantai bermandi darah. Usai melakukan aksinya, pelaku langsung kabur. Tiga rekan korban terkejut mengetahui David tergeletak di lantai. Mereka segera membawa korban David IGD RSUD Ulin Banjarmasin. Namun nyawa David tak terselamatkan. Korban tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Petugas kamar jenazah RSUD Ulin menuturkan, korban sempat disemayamkan di ruang jenazah namun kemudian atas permintaan pihak TNI dibawa ke Rumah Sakit TPT Dr Soeharsono untuk diotopsi.
Hingga berita ini diturunkan, polisi masih belum bisa memberikan keterangan terkait perkelahian yang melibatkan seorang anggota TNI di lantai diskotik.
"Kami masih melakukan penyelidikan," kata seorang anggota Reskrim Polresta Banjarmasin.
Kapenrem 101/Antasari Mayor CAJ Iskandar M mengaku sudah mengetahui kabar tewasnya Pratu David Eka Arifin (22).
"Laporannya sudah ada. Dan, kita sudah mengetahuinya," jelasnya.
Pihaknya tidak akan ikut campur menangani masalah itu dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk mengusutnya. "Biar kasusnya ditangani hukum yang berlaku saja," lanjut dia.
Iskandar mengaku sangat mengenal sosok David yang disebutkan sempat bertugas di Batalyon 621 Manuntung. "Dia di-BKO-kan ke korem dan sudah enam bulan disini (korem) sebagai anggota Kompi Markas," imbuhnya.
Disebutkan dia, David adalah anggota yang baik dan tidak pernah terlibat masalah. Mengenai keberadaannya di tempat hiburan, Iskandar mengaku tidak mengetahuinya.
"Dia pergi dengan siapa kami juga masih menelusurinya," ungkap Iskandar.