Laporan Reporter Tribun Timur Mahyuddin
TRIBUNNEWS.COM WATAMPONE --Sejak menerima jenazah putra ke empatnya, Suniah ibunda dari Hartono (26) tidak pernah sadarkan diri. Ia terus merebah di pangkuan kedua putrinya. Sesekali ia sadar dan duduk di samping suaminya Hasanuddin namun, jika mengingat putranya yang telah mendahuluinya, ia pun kembali pingsan.
Saat Tribun berkunjung ke rumah duka Hartono di Dusun Tompo Lappa, Desa Taccipung, Kecamatan Amali, Kabupaten Bone, kediaman itu dipadati keluarga Harnoto. Mereka seakan tidak percaya dengan yang menimpa Hartono.
Dengan mata sembab, Hasanussin menjelaskan bahwa awalnya, ia biasa saja mendengar kabar itu karena tidak percaya jika putranya tewas diperantauan. Meskipun sejumlah media telah menyebutkan identitas Hartono.
"Saya tidak percaya sampai mayat putra sama itu tiba di rumah," singkat Hasanuddin.
Hal senada juga diungkapkan Hardianto Saudara kandung Hartono. Menurutnya, sebelum meninggalkan kampung halamannya, Hartono selalu meminta untuk diberi izin merantau dengan alasan untuk menafkahi keluarga dan membahagiakan orang tua.
"Berkali-kali Hartono meminta untuk pergi ke Papua. Kami pun memberi izin karena Adik saya selalu menunjukkan semangat dalam bekerja," ungkap Hardianto.
Hartono merupakan tamatan SMK 1 Tanah Toraja dan dinyatakan lulus sejak tahun 2005 lalu. Hatono dikenal senang dengan kendaraan roda empat. Hingga taman sekolahpun ia lebih memilih menjadi sopir. Hartono juga pernah hendak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi namun tertimpa musibah sehingga mengharuskannya untuk mengurungkan niatnya itu.
M Azhar sepupu Hartono yang mengantar jenazah hingga ke kemapung halaman menyebutkan, Sejak berada di Wamena, Hartono bekerja sebagai sopir mobil yang mengangkut barang dagangan kelontongan. Ia memaparkan, Hartono datang ke Wamena sejak Bulan Mei 2012 lalu. Selama berada di Wamenen, Hartono dikenal ulet dalam bekerja.
Azhar memaparkan, selama bekerja Hartono tidak pernah menunjukkan kejenuhan di lingkungan barunya itu. Hartono bahkan tidak pernah mengeluh kerinduannya terhadap keluarganya di kampung halaman.
Jenazah Hartono tiba di rumah duka pada pukul 18.30 wita. Hartono dimakamkan di pekunuran umum yang berjarak 1 kilo meter dari rumah orang tuanya. (Yud)
Laporan Reporter Tribun Timur Mahyuddin