Laporan Wartawan Surya, Sudarmawan
TRIBUNNEWS.COM – Karut marut pembagian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) terlihat saat pembagian BLSM di Kelurahan Sumoroto, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jumat (5/7/2013).
Saat pencairan BLSM untuk Desa Kauman, Sumoroto, Carat dan Plosojenar ini, dari ribuan penerima, ratusan orang masih mendatangi kantor desa itu menggunakan motor baru mereka. Bahkan sebagian menggunakan mobil pribadinya meski tergolong mobil di bawah tahun 2000-an.
Kondisi itu, membuat gunjingan disana sini mengenai pendataan, pembagian kartu, serta penerimaan dana kompensasi BBM itu. Pasalnya, sebagian masyarakat menilai jika bantuan untuk 70.398 Kepala Keluarga (KK) yang menelan APBN senilai Rp 21,119 miliar itu, muspro dan justru salah sasaran.
Ny Semi (50) warga Dusun Tamanan, Desa.Kecamatan Kauma, menuturkan, dari desanya masih banyak orang yang menerima BLSM, meski di rumahnya terpajang 2 sampai 3 unit motor baru. "Dari Kauman tadi juga banyak yang membawa motor bagus dan baru saat mengambil uang Rp 300.000 untuk 2 bulan ini," ucapnya.
Seorang pemilik warung di halaman Puskesmas Kauman, Indri mengaku menyayangkan pembagian BLSM yang salah sasaran itu. "Tetangga saya janda, stroke dan miskin malah tak dapat. Tetapi orang kontrak rumah dan bukan warga asli malah mendapat bantuan itu. Padahal ini yang tahu data itu kan seharusnya perangkat desa. Kalau orang atasan itu hanya terima data dari bawah," katanya.
Kasi Humas dan Protokoler Pemkab Ponorogo, Marem menegaskan Pemkab Ponorogo datang ke Balai Desa Sumoroto hanya memantau pembagian BLSM pagi itu. Pemkab Ponorogo tak ikut campur mengenai pendataan BLSM.
"Pemkab tidak tahu terkait pembagian BLSM. Siapa yang mendapat dan tidak. Itu semua datanya dari Badan Pusat Statistik (BPS)," tuturnya.