Laporan Wartawan Surya, Yuli
TRIBUNNEWS.COM - Muhadi, Kepala Desa/Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, mengakui adanya pemotongan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) hingga Rp 100.000 per orang.
Hanya Muhari menolak istilah pemotongan dan malah memakai istilah yang manipulatif. "Kami tidak memotong, hanya meminta keikhlasannya untuk diberikan kepada yang tidak menerima BLSM," kata Muhari dikonfirmasi melalui telepon seluler, Minggu (7/7/2013).
Menurut dia, pihak desa sudah menyampaikan "permintaan keikhlasan" itu melalui para Ketua RT dan RW. Ia memastikan, hasil pemotongan dana BLSM itu akan dikumpulkan lantas dibagi lagi untuk pemerataan.
Namun lantaran kini ada yang merasa tidak ikhlas, Muhadi berniat mengumpulkan lagi semua penerima dana BLSM yang telanjur dipotong. Muhadi menyebutkan, jumlah penerima BLSM di desanya sebanyak 190 orang. Semuanya sudah menerima Rp 200.000 pada Minggu ini, dari seharusnya Rp 300.000.
Dengan demikian, hasil pemotongan dana BLSM mencapai Rp 19 Juta. Namun, Muhadi tidak menyebutkan jumlah warga miskin di seluruh wilayah desanya yang belum terdaftar sebagai penerima BLSM.
"Kami akan koordinasi dulu, mungkin ada penyampaian dari perangkat desa yang kurang pas," janjinya.