TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bekas atlet menembak Indonesia pada Olimpiade tahun 1984, Selviana Sofyan Hosen, menyayangkan ketidaksiapan penyelenggara Bupati Nabire Cup, Nabire, Papua, Minggu malam lalu.
Menurutnya, penyelenggara harusnya mengetahui kondisi masyarakat setempat yang disebut Selviana memiliki temperamen tinggi. Untuk itu, petandingan harusnya dilakukan pada ruangan terbuka dan bukan di ruangan tertutup atau di dalam gedung.
"Komentar saya itu panitia pasti tidak mengukur besarnya tempat untuk tinju. Masyarakat di sana antusias sekali. Harusnya (pertandingan) di lapangana besar jangan di gedung. Namanya orang-orang di daerah-daerah itu kan temperamen tinggi, jadi mereka nggak bisa nguasain. Jadi menurut saya itu kepanitiaan harus siap," kata Selviana di Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jakarta, Selasa (16/7/2013).
Kerusuhan yang merenggut 18 korban jiwa tersebut, kata Selviana, juga turut mencoreng olah raga tersebut di mata masyarakat. Walau kata dia, kejadian tersebut tidak bisa dipisahkan dimana tempat terjadinya.
"Tinjunya ya. Tapi kita harus bisa melihat dimana itu terjadi di Nabire Daerah Papua. Ini juga belum tentu asli datang dari tinju kita nggak tahu," katanya.
Sebelumnya, kerusuhan pada kejuaraan tinju Bupati Nabire Cup 2013 terjadi di GOR Kota Lama, Nabire, Papua, Minggu (14/7/2013) WIT. Kejadian itu mengakibatkan 18 korban jiwa dan puluhan lainnya luka-luka.