TRIBUNNEWS .COM JAMBI.- Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kerinci, dikepung oleh ratusan simpatisan Ami Taher-Suhaimi Surah, usai melaksanakan pleno terbuka penentuan nomor urut calon Bupati dan Wakil Bupati Kerinci, di hotel mahkota Sungaipenuh.
Warga mengatakan, kedatangan mereka adalah untuk menagih janji KPU, dan sekaligus meminta keadilan. "Kami tidak akan meninggalkan tempat ini sebelum ada kepastian dari KPU. Hari ini harus ada keputusannya, kami tidak akan keluar sebelum mendapatkan nomor urut," kata warga lainnya.
Adu mulut antara simpatisan Ami-Suhaimi pun tidak bisa dihindarkan, karena massa terutama kalangan ibu-ibu, terus mendesak ingin memasuki ruangan. "Tolong semuanya tenang, nanti kami akan memfasilitasi pertemuan dengan KPU," tegas Waka Polres Kerinci, Kompol M Sanusi, menenangkan massa.
Meski demikian, warga yang jumlahnya terus bertambah tetap bersikeras ingin berhadapan dengan anggota KPU, namun karena ketatnya penjagaan yang dilakukan polisi, ruangan tempat diamankannya anggota KPU tidak bisa ditembus.
Di dalam ruangan, lima anggota KPU Kerinci yang didampingi oleh Sekretaris, melakukan pembicaraan internal, untuk membahas tuntutan massa agar KPU segera melakukan pleno peninjauan kembali.
Beberapa menit kerusuhan itu berlangsung, Ami Taher yang didampingi oleh Suhaimi Surah pun sampai dilokasi. Untuk menghindari terjadinya aksi anarkis, polisi lantas memfasilitasi pertemuan mereka dengan KPU. "Tolong jemput pak Ami, bawa masuk ke ruangan," perintah Waka Polres kepada anggotanya.
Meski Ami Taher dan Suhaimi Surah sudah dipertemukan dengan KPU, namun massa tetap tidak mau mundur. Bahkan saat pertemuan yang dilaksanakan di dalam ruangan sedang berlangsung, warga tetap mendesak masuk dan menggedor kaca gedung.
Anggota KPU Kerinci baru berhasil dikeluarkan dari dalam gedung sekitar pukul 12.45 WIB, setelah sepakat melakukan pleno tanpa adanya tekanan massa. "Paling lambat pukul 15.00 WIB nanti keputusannya sudah ada," pungkas Ketua KPU Kerinci, Mulfi.