TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Kecelakaan laut kembali menimpa 40 Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Malaysia saat mereka hendak mudik melalui Batam, Provinsi Kepri.
Sebuah kapal motor yang ditumpangi 40 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) tenggelam akibat hantaman ombak laut di antara pantai timur Tanjung Sedili dan Penawar, Johor, Malaysia, Kamis (1/8/2013) petang.
Empat TKI ditemukan sekitar dua jam pascamusibah oleh para nelayan dan petugas patroli Polisi Maritim Malaysia.
Keempat korban berhasil selamat setelah berjuang melawan maut dengan bergelantungan pada drum bahan bakar yang menjadi muatan kapal motor itu.
Dari pencarian pada Sabtu dinihari, Polisi Maritim Malaysia kembali menemukan empat TKI, semua pria, dalam kondisi selamat meskipun para korban mengalami luka-luka di tubuhnya.
Hingga Sabtu (3/8/2013) sore dilaporkan delapan korban ditemukan selamat, dan masih 32 TKI yang masih dalam pencarian.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Tatang B Razak mengatakan kapal motor yang berlayar dari Tanjung Sedeli Johor menuju Batam itu ada 40 orang. Mereka kebanyakan wanita dan anak-anak yang harus dipulangkan oleh Pemerintah Malaysia karena terjaring razia karena tidak memiliki izin tinggal.
"Sekarang Tim SAR gabungan antara aparat Malaysia dengan Kajari Johor sedang melakukan upaya pencarian terhadap korban lainnya yang belum ditemukan," ujar Tatang di Jakarta, Sabtu (3/8/2013) sore.
Tatang menjelaskan kapal motor tersebut berangkat dari pantai timur Tanjung Sedili di negara bagian Johor pada 1 Agustus 2013 pukul 20 malam waktu Malaysia. Setelah dua jam berada di laut, kapal dihantam ombak.
Empat korban selamat itu ditemukan oleh nelayan saat terapung-apung di laut menumpang drum bahan bakar. Empat korban yang ditemukan tersebut berasal dari Batam, Jawa Timur, Flores, dan Lombok Timur.
Tribun yang menelusuri sumber-sumber, baik di Batam maupun di Malaysia belum mendapatkan identitas nama mereka. Namun keempatnya pria berumur antara 26 dan 31 tahun. Demikian juga empat pria yang ditemukan selamat pada Sabtu (3/8/2013).
Berdasarkan catatan selama ini, para TKI ilegal yang masuk ke Malaysia kerap menyamarkan namanya. Nama asli dengan panggilan yang digunakan sehari-harinya selalu berbeda sehingga menyulitkan identifikasi secara valid.
Berdasarkan laporan media-media di Malaysia, para WNI itu masih dirawat di rumah sakit di Malaysia. Tatang mengimbau kepada WNI yang bekerja di Malaysia agar mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Dia mengimbau agar WNI jangan pulang ke Indonesia dengan menggunakan transportasi yang mengundang risiko, seperti kapal motor ilegal.
"Kejadian seperti ini sebenarnya sudah sering terulang. Banyak pihak yang suka memanfaatkan momen Idul Fitri untuk menarik biaya mahal," ujar Tatang.
Terkait dengan kemungkinan adanya WNI yang meninggal dalam pencarian tersebut, pihak Kementerian Luar Negeri akan mencari identitas keluarga dan akan memfasilitasi untuk biaya pemakaman.
"Tentunya dari pihak Kementerian Luar Negeri akan memberikan dukungan dan upaya maksimal," ujar Tatang.(pwk/uts/kcm)