Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Budi Sam Law Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meletusnya Gunung Rokatenda di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (10/8/2013) lalu mengakibatkan ratusan orang kini tinggal di pengungsian termasuk anak-anak.
Mereka mengungsi di bekas kantor Bupati Sikka di Maumere dengan mendirikan 3 unit tenda peleton di halaman eks kantor bupati tersebut. Oktafianus Aryo Adityo, Koordinator Lapangan Tim Palang Merah Indonesia (PMI) di Sikka, Maumere dalam siaran persnya,Rabu (14/8/2013) malam mengatakan ratusan orang kehilangan tempat tinggalnya akibat peristiwa letusan Gunung Rokatenda ini.
Dari data terakhir yang dihimpun tim PMI di lokasi pengungsian, kata Adityo, terdapat sedikitnya 603 orang pengungsi yang tinggal di pengungsian.
Mereka tinggal di dalam eks kantor bupati Sikka dan di 3 tenda pleton yang dibangun tim PMI.
Menurut Adityo dari 603 orang pengungsi itu, 125 orang diantaranya adalah anak-anak.
"Sebagian besar anak atau sekitar 90 persennya masih duduk dibangku sekolah," kata Adityo.
Adityo mengatakan, kini para anak-anak itu untuk sementara waktu tidak bisa bersekolah. Bahkan, katanya, hampir sebagian besar anak mengalami trauma dan depresi akibat bencana alam yang menimpa mereka.
Untuk itu, kata Adityo, relawan PMI dan Anggota PMR (Palang Merah Remaja) untuk beberapa hari kedepan akan melakukan PSP (Psikososial Supporting Program) bagi anak-anak dengan support dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Kami coba atasi trauma anak-anak di sini," kata Adit.