Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Ratusan warga Dusun Pongangan, Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman memaknai hari kemerdekaan dengan cara sederhana namun berkesan. Mereka menggelar makan tumpeng bersama-sama usai upacara dan mendengarkan detik-detik proklamasi di sebuah tanah lapang dusun setempat, Sabtu (17/8/2013).
Raut wajah seluruh warga tampak sumringah. Mereka tampak lahap menyantap sekitar tujuh tumpeng berisi nasi merah dan putih, sayuran serta lauk ala kadarnya. Anak-anak hingga kakek dan nenek nampak bersemangat menghabiskan nasi tumpeng di hadapan mereka.
Kepala Dusun Pongangan, Imroni mengatakan acara makan tumpeng bersama merupakan agenda rutin setiap tahun dalam memperingati HUT Kemerdekaan RI setiap tanggal 17 Agustus. "Setiap tahun kita selalu mengemas acara untuk tetap memperingati dan menghormati jasa pahlawan yang berjuang untuk kita," jelasnya, di sela-sela acara makan tumpeng.
Kegiatan makan tumpeng bersama ini sudah berjalan sejak lima tahun silam. Hanya, kata dia, pada tahun lalu tidak sempat dilakukan karena terbentur ramadan. Agenda makan tumpeng bersama ini biasanya didahului dengan upacara yang diikuti sekitar 200 warga.
Tak ada pakaian resmi dan sepatu yang mengkilat yang dikenakan warga dalam mengikuti upacara. Warga yang kebanyakan berprofesi sebagai petani dan buruh tetap mengenakan pakaian sederhana saat mengikuti upacara dan mendengarkan detik-detik proklamasi.
Imron menambahkan setelah mengikuti upacara ada tujuh tumpeng yang akan disantap bersama. Tumpeng tersebut terdiri dari tiga tumpeng nasi putih atau biasa, satu tumpeng nasi kuning, dan tiga tumpeng beras merah putih. Tumpeng tersebut berisi sayuran urap dan satu ingkung ayam jantan.
"Tumpeng merah putih menyimbolkan bendera pusaka yaitu bendera merah putih. Nasi tumpeng ini juga menyimbolkan kebersamaan dalam masyarakat," jelasnya.
Salah satu warga Asror (41) mengaku senang bisa mengikuti upacara HUT Kemerdekaan. Terlebih, dengan agenda makan tumpeng bersama. "Ada kebersamaan dan kesan tersendiri. Selain itu, banyak orang tua ikut upacara sehingga semua benar-benar merasakan kemerdekaan. Apalagi ditambah makan nasi tumpeng jadi lebih semangat," jelasnya. (*)