Laporan Wartawan Tribun Batam, Dewi Haryati
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Praktik pungutan liar kepada pendatang yang masuk ke Kota Batam masih marak terjadi di Pelabuhan Beton Sekupang, Batam, Kepri. Ironisnya, hal ini dilakukan oknum yang bertugas di lingkungan Pemerintah Kota Batam.
Dari sekitar 4.000 penumpang Kapal Motor (KM) Kelud yang baru tiba di Batam dari Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (17/8/2013), tak sedikit di antara mereka yang berurusan dengan oknum tersebut.
Mengenakan pakaian batik ala petugas Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Batam, tak lupa menyematkan badge nama di dadanya, oknum petugas berinisial JM itupun melancarkan aksinya.
"Tadi dimintain Rp 50 ribu dengan orang yang pakai batik itu. Dia bilang, mau dibantuin keluar nggak? Saya bilang nggaklah, nunggu keluarga aja datang," ucap seorang pria asal Bandung saat menunggu kerabatnya di pintu pemeriksaan kedatangan penumpang, Sabtu (17/8/2013).
Fenomena ini bertolak belakang dengan kebijakan yang diterapkan Disdukcapil Kota Batam saat ini.
Beberapa waktu lalu, Kepala Disdukcapil Kota Batam, Sadri Khairuddin, pernah menegaskan, tidak ada pungutan retribusi lagi bagi pendatang yang tak memiliki KTP Batam di area pelabuhan.
"Sudah tidak ada bayar-membayar lagi di pelabuhan. Pendatang masuk ke Batam gratis," tegas Sadri.
Menurut Sadri, saat ini pemerintah memberlakukan dua pilihan bagi pendatang yang tak memiliki KTP Batam. Mengisi kartu kunjungan atau mengisi formulir tinggal sementara di Batam.
"Kalau untuk tinggal sementara di Batam memang ada bayarannya Rp 10 ribu, tapi itu juga setelah suratnya diterbitkan dan mengambilnya langsung ke kantor Disdukcapil. Nggak ada lagi bayar-membayar di pelabuhan," tegasnya.
Saat disinggung keberadaan petugas yang menawarkan jasa ilegal bagi pendatang di lapangan, Sadri hanya mengatakan, catat nama petugas yang bersangkutan dan sertakan fotonya.
"Catat nama dan difoto orangnya biar bisa diproses," ujar Sadri.
Pantauan Tribun Batam (Tribunnews.com Network), pada arus balik penumpang pertama dari Jakarta pascalebaran, penumpang KM Kelud didominasi laki-laki usia produktif. Kebanyakan di antara mereka adalah pendatang yang ingin menguji nasibnya mencari pekerjaan di Batam.
Pendatang itu datang secara bergerombolan, namun tak sedikit di antara mereka yang dibawa penduduk Batam usai merayakan Lebaran di kampung halaman mengatasnamakan keluarga.
"Dia keluarga saya," ucap seorang penumpang kepada petugas Satpol PP yang berjaga di pintu pemeriksaan.
Kepala Satuan Kerja Pelabuhan Beton Sekupang, Handoko mengatakan, pada arus balik penumpang dari Tanjung Priok Jakarta ini, tercatat sebanyak 3.400 penumpang.
"Ini sepertinya puncak arus balik terakhir dari Jakarta. Ada 3.400 penumpang, sebenarnya sudah padat, tapi masih belum melebihi kapasitas 4.000 orang kan," kata Handoko.