Laporan Wartawan Pos Kupang Aris Ninu
TRIBUNNEWS.COM, MAUMERE - Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Nafsiah Mboi, membagikan cerita dari pengalamannya untuk membujuk warga korban letusan Gunung Rokatenda, mau pindah ke tempat baru.
Ia mengajak para pengungsi letusan Gunung Rokatenda, Kecamatan Palue, yang berada di kamp pengungsi di Kota Maumere, membawa tanah leluhur dari Palue ke tempat baru.
"Dulu kami waktu tsunami di Flores (Desember 1992), kesulitan mengevakuasi orang karena mereka masih mencintai tanah leluhurnya. Kami imbau, ajak dan sampaikan kepada mereka, bawa saja tanah leluhur anda ke tempat yang baru dan mereka ikut," kata Mboi, di kamp pengungsian, Kamis (5/9/2013).
"Memang sulit memindahkan orang yang sudah lama menetap di tanah kelahirannya. Tetapi kami sampaikan, bahwa orangtua dulu mengajarkan kalau pindah ke tempat baru bawa saja tanah leluhur, simpan di rumah biar selalu diingat leluhur di tempat tersebut," terusnya.
Ajakan Nafsiah tersebut, menyusul adanya sebagian warga di zona merah di Palue yang belum mau berpindah domisili.
Dalam kunjungan itu, Nafsiah Mboi didampingi Wakil Gubernur NTT Benny Litetnoni; Bupati Sikka, Yoseph Ansar Rera; dan, Wabup Sikka Paolus Nong Susar.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 1.094 warga Palue, Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka, NTT, yang berada di zona merah telah diungsikan ke Maumere.
Sebab, Gunung Rokatenda masih menunjukkan aktivitas yang membahayakan. Selasa (20/8/2013), terdapat 1.094 jiwa yang mengungsi. Mereka terdiri dari 351 kepala keluarga (KK), yakni 426 laki-laki dan 668 perempuan; 13 bayi, 125 balita, 8 orang ibu hamil, 116 orang lanjut usia dan 3 orang cacat. (*)