Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Peredaran minuman keras (Miras) di Kota Bogor saat ini semakin marak dan terkesan sulit ditekan. Selain masalah regulasi yang dinilai sejumlah kalangan belum jelas, juga pembinaan generasi muda dalam etika pergaulan dan gerakan beralih dari Miras ke minuman yang menyehatkan seperti Jamu Tradisional belum dioptimalkan.
Sebagai Calon Walikota Bogor yang mengusung Visi Bogor Bisa Sehat, Bima Arya Sugiarto mengkampanyekan gerakan minum jamu tradisional bersama Ratusan warga Kelurahan Ciparigi, Bogor Utara, Kota Bogor Jumat (6/9/2013).
Pada kesempatan itu, Bima memesan satu gelas jamu pada Ibu Dewi (46) salah seorang penjual jamu. Bima menyampaikan suksesnya program kesehatan yang dicanangkan juga harus ditunjang dengan kesadaran pola hidup sehat dari masyarakat.
Menurut Cawalkot nomer urut 2 ini, minum jamu lebih bermanfaat daripada Miras, “Selain melanggar hukum agama, Miras juga berbahaya bagi kesehatan dan merusak generasi muda. Beda dengan minum jamu yang justru menyehatkan badan dalam menunjang aktivitas kita” ujar Bima.
Selama ini menurut Bima, pengawasan miras hanya mengacu pada Perda Nomor 8 Tahun 2006 tentang Ketertiban Umum. “Padahal, rusaknya generasi muda dan meningkatnya tindakan kriminalitas juga bermuara dari maraknya miras,” lanjut Bima.
Oleh karena itu, apabila nantinya terpilih sebagai Walikota Bogor, Bima akan melakukan penertiban secara berkesinambungan terhadap peredaran Miras di kalangan masyarakat, terutamanya generasi muda.
“Kedepannya, Jangan sampai ada lagi generasi muda dan masyarakat lainnya yang rusak perilakunya dan meninggal karena konsumsi miras,” tegas Bima
Bima berjanji akan lebih memperhatikan keberadaan tukang jamu di Kota Bogor dengan berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka melalui kemudahan berusaha dan memfasilitasi permodalan.
Dalam visi Bogor Bisa Sehat, pasangan Bima-Usmar juga akan merealisasikan monitoring kesehatan bagi masing-masing keluarga dengan kunjungan tenaga medis ke setiap keluarga miskin yang ada di Kota Bogor.