Laporan Wartawan Tribun Timur, Ilham
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Makassar mengawal ketat formulir C1 atau form model C1 kontrol KPU (rincian perolehan suara sah) hasil pencoblosan Pilwali Makassar, Rabu (18/9/2013) kemarin.
Ketua Panwas Makassar Amir Ilyas, mengatakan, pengawasan C1 dilakukan sebaik mungkin demi menghindari adanya perampokan suara.
"Panwas saat ini mengamankan C1, semua anggota Panwas bergerak bekerjasama aparat kepolisian (Gakkumundu)," kata Amir Ilyas kepada Tribun Timur (Tribunnews.com Network) via telepon selular, Kamis (19/9/2013).
Menurut Amir yang juga alumnus Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) ini, jika ada oknum yang coba-coba merekayasa C1 maka akan langsung ditangkap dan bisa langsung dibui.
"Kalau ada rekayasa C1 itu bukan lagi tindak pidana pemilu itu sudah menjadi delik biasa yang ancaman pidananya di atas 5 tahun yang langsung bisa dijebloskan ke penjara," kata Amir menambahkan.
Terkait hasil real count Panwas dari seluruh tempat pemungutan suara (TPS), Amir mengatakan semua data sudah masuk.
"Cuma tidak bisa dipublish dulu untuk pegangan kami," ujar Amir.
Real count Panwas Makassar merupakan ajang rekor baru Panwas Makassar kali ini. Terobosan ini dengan mengerahkan ribuan surveyor sekaligus pengawas.
Sementara menurut hasil hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei memenangkan Danny Pomanto-Syamsu Rizal (DIA).
Versi Celebes Research Centre (CRC), DIA menang satu putaran dengan 31,31 persen suara. Disusul Irman YL-Busrah (Noah) 18,61 persen. Suara DIA jauh meninggalkan Noah dan kandidat lainnya.
Quick count versi Lingkaran Survei Indonesia (PT LSI), DIA 30,62 persen. Sedangkan hitung cepat Sjaiful Mujani Recearch and Consulting (SMRC), DIA 30,98 persen. Sementara Noah menurut PT LSI 19,39 persen, versi SMRC 20,86, dan versi CRC 18,61.
Direktur eksekutif CRC Herman Heizer, mengatakan, jika mengacu pada margin error hitung cepat CRC yang di bawah 1 persen, maka dia memastikan pasangan DIA akan menang satu putaran.