News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Syahrul Adukan Kekalahan Calon Golkar ke Ical

Editor: Budi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Syahrul Yasin Limpo menggunakan pakaian dinas

Laporan Wartawan Tribun Timur/ Rudhy

Untuk Tiga Pilkada di Sulsel

TRIBUNNEWS.COM MAKASSAR,  -- Ketua DPD Golkar Sulsel Syahrul Yasin Limpo menyatakan telah melaporkan hasil perkembangan pilkada daerah yang berlangsung secara serentak di lima daerah di Sulsel.

"Setelah hasil quick count dirilis oleh lembaga survei, saya langsung laporkan ke Ketua Umum Pak Aburizal Bakrie," kata Syahrul saat dikonfirmasi soal dugaan ketidak solidan Partai Golkar di tiga daerah yang menggelar pilkada serentak.

Adapun yang dilaporkan mantan Bupati Gowa dua periode itu ke Ketua Umum DPP Golkar, lanjut Syahrul adalah mengenai kondisi yang sebenarnya terjadi.

Termasuk diantaranya perihal tiga kandidat usungan Golkar yang kalah dalam proses pesta demokrasi tersebut.

"Baik calon Golkar yang kalah di Kabupaten Pinrang, Jeneponto, dan Makassar," kata Syahrul, beberapa waktu lalu.

Menanggapi, terkait tiga kekalahan usungan Golkar di tiga kabupaten tersebut, lanjut Gubernur Sulsel ini mengaku semua sudah ditakdirkan oleh allah.

"Yang jelas semua kader sudah bekerja dan berjuang secara maksimal," kata Syahrul menambahkan.

Namun ditanya mengenai apakah kekalahan figur partai berlambang beringin tersebut disebabkan faktor tidak solidnya seluruh kader Golkar.

Syahrul enggan mengomentari jauh hal tersebut. "Kita tidak boleh saling menyalahkan. Ya beginilah faktanya," terangya.

Gubernur dua periode ini mengakui jika selama ini, dirinya lebih banyak berkomunikasi dengan aparat kepolisian ketimbang dengan partainya.

"Sebagai gubernur saya harus bisa menempatkan diri saya. Apalagi persoalan stabilitas keamanan yang merupakan tanggungjawab penuh saya agar proses pesta demokrasi di lima daerah berlangsung secara aman, damai dan lancar," katanya.

Hal tersebut diakuinya, demi mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti konflik dan sebagainya.

Karena potensi konflik disetiap konsesi sangat rawan terjadi.

"Yang pasti kami patut mengapresiasi kepada seluru peneyelenggara pemilu di lima daerah serta aparat kepolisian dan Paswas karena telah bekerja secara serius dan maksimal menciptakan kondisi aman di lima pilkada," terangnya enggan mengomentari kekalahan Supomo Guntur-Kadir Halid di Pilwalkot Makassar.

Namun yang pasti lima pilkada yang serentak digelar belum final, meski sudah ada pemenangnya berdasarkan hasil perhitungan cepat oleh lembaga survei.

"Masih ada proses yang perlu dilewati termasuk hasil akhir ril count dari KPU," kata Syahrul menambahkan.

Berbeda dengan Wakil Ketua DPD Golkar Sulsel Arfandi Idris. Dia mengomentari, ekalahan partai Golkar di beberapa pilkada, termasuk di pilkada  Makassar, Jeneponto, dan Pinrang, menjadi ancaman. Apa lagi partai Golkar tak mampu meraih suara terbanyak di 3 pilkada dari 5 konseksi di Sulsel.

Menurutnya, kekalahan usungan Golkar disebabkan faktor tidak solidnya kader mulai tingkat grass root hingga di level DPD.

"Selai itu ada faktor lain juga. Namun tidak etis dipublikasikan," kata Arfandi.

Kegagalan di beberapa pilkada menjadi ancaman besar partai Golkar, dan akan berpengaruh pada pemilu dan pilpres mendatang.

"Ya namanya Pilkada ada yang menang dan kalah. Dan kegagalan itu menjadi bahan pelajaran untuk tetap menjaga kesolidan kader," ujarnya.

Arfandi yang juga mencalonkan diri sebagai caleg provinsi Sulsel, mengatakan, ada beberapa faktor kekalahan usungan Golkar di tiga pilkada.

Pertama, karena kurangnya komunikasi pasangan calon terhadap partai, sehingga mesin partai tidak bekerja secara maksimal.

Selain itu, kerja-kerja politik kandidat, juga tidak melibatkan mesin partai, malahan para kandidat justru mengandalkan kerja tim pasangan calon sehingga wajar jika hasilnya seperti ini.

Mestinya, kandidat mengakomodir seluruh kader partai, agar pergerakan mesin partai bisa bekerja dengan maksimal untuk mendulang suara besar.

"Beginimi kalau kandidatnya tidak bisa melakukan komunikasi dengan baik kepada partai, ini merupakan pelajaran dan harus dilakukan evaluasi," jelasnya.

Arfan di menambahkan, kekalahan ini tidak boleh menjadi ajang untuk menyalahkan siapapun.

"Kesalahan ini harus dijadikan sebagai kesalahan bersama. Dan mari saling instropeksi diri akan kekalahan yang dialami, karena kedepan masih ada pemilu, pilpres, dan pilkada mendatang," kata Arfandi menambahkan. (Rud)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini