TRIBUNNEWS.COM, KABANJAHE - Proses pembuatan hujan buatan untuk kawasan Sinabung terancam molor, akibat Pemkab Karo baru mengajukan permohonan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (23/9/2013).
"Kami standby. Semua peralatan tersedia dan lengkap. Biaya juga dari BNPB. Tapi, kami kan perlu surat permohonan dan sebagainya. Wilayah-wilayah mana saja yang diperlukan, kan harus ada, baru berani kami turunkan," kata Ketua Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara (Sumut) Asren Nasution, Minggu (22/9/2013).
Ia mengatakan, sesuai pengamatan langsung Kepala BNPB Syamsul Marief beberapa hari lalu, Karo butuh hujan buatan. Apalagi, pasca-erupsi minggu lalu, belum pernah sekalipun hujan mengguyur Karo.
Asren mencontohkan kebakaran di wilayah Riau dan Palembang baru-baru ini, yang juga dibantu BNPB. Ia mengakui, BNPB tidak bisa bertindak sendiri mengoperaskan hujan buatan, tanpa ada kebutuhan dari wilayah yang bersangkutan.
"Apalagi biayanya kan tidak kecil, bisa sampai miliaran rupiah itu. Jadi harus pengajuan dulu lah. Harus ada surat permohonan," tuturnya.
Jika permohonan ini sudah masuk sebelumnya, BNPB mulai melakukan persiapan mobilisasi alat dan pesawat sejak kemarin. Sehingga, operasi hujan buatan di kawasan Sinabung akan dilakukan Senin (23/9/2013) hari ini atau Selasa (24/9/2013) besok.
Operasi ini akan menggunakan satu pesawat jenis Casa 212, yang masih berada di Palembang, Sabtu (21/9/2013).
Bila semua sudah beres, termasuk permohonan dari Pemkab Karo, maka pemindahan pesawat ke Medan bisa dilakukan bersama seluruh kru, bahan semai hujan, dan fasilitas pendukung lain. (*)