TRIBUNNEWS.COM PEMATANGSIANTAR, - Puluhan mahasiswa Universitas Simalungun (USI) terlibat saling bentrok di lokasi kampus yang terletak di Jalan Sisingamangaraja, Pematangsiantar, Sumatera Utara, Rabu (25/9/2013). Beruntung dalam bentrok itu, aparat kepolisian sudah berjaga di sekitar kampus, lalu kemudian melakukan pengamanan.
Namun saat bentrok terjadi, tidak satu pun pihak dosen atau yayasan turun tangan meredam amuk massa. Kondisi itu membuat personel Polres Pematangsiantar, dengan cepat mengambil alih situasi kampus.
Bentrokan dipicu, karena pihak yayasan tidak memberi izin pemakaian ruang auditorium untuk kegiatan seminar mahasiswa yang mendatangkan narasumber dari eksternal USI. Mengingat sebelumnya, keberadaan mahasiswa sudah terpecah menjadi dua kubu akibat dari konflik yayasan lama dengan yang baru. Hal itu kemudian merembet pada pemakaian auditorium.
Salah seorang mahasiswa USI, Rado Damanik (31) mengatakan, bentrok itu terjadi karena mahasiswa melalui Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) bermaksud menggelar seminar pada Kamis (26/9/2013) depan. Demi kegiatan tersebut, mahasiswa membuka auditorium untuk didekorasi. Namun tiba-tiba, sejumlah orang yang juga mahasiswa kampus USI datang ke lokasi kampus dan melarang pengurus BEM USI membuka auditorium.
"Pengurus BEM tentu keberatan dengan penghalangan itu, maka terjadilah bentrok," kata Rado.
Akibat bentrok yang terjadi, pintu jerajak besi dan jendela kaca ruang auditorium kampus rusak. Sementara, seorang petugas Satpam kampus mengalami luka dan berdarah di bagian belakang kepala, diduga terkena pukulan mahasiswa. Tindakan polisi mengambil alih kampus berhasil melerai dua kubu mahasiswa yang bentrok.