TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Disaster Victim Investigation (DVI) Indonesia, terus melakukan proses identifikasi terhadap 33 jenazah imigran gelap asal Timur Tengah yang tewas di perairan Cianjur, Jawa Barat.
Direktur DVI Indonesia Kombes Pol Anton Castilani menuturkan, hingga kini Rumah Sakit Polri Kramat Jati baru mendapatkan 17 data korban selagi masih hidup (ante-mortem).
Di RS Polri terdapat 33 jenazah imigran ilegal korban kapal karam di Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur.
"Proses ini tidak mudah, karena sejumlah korban adalah warga asing," katanya saat ditemui di RS Polri Jakarta Timur, Selasa (1/10/2013).
Anton menuturkan, kendala lain adalah melakukan identifikasi berdasarkan negara asal. Seba, korban berasal dari negara berbeda-beda.
"Data-data ante-mortem yang dibutuhkan mencakup sidik jari, bentuk gigi, dan data DNA keluarga korban. Data tersebut akan dilengkapi dengan data medis dan barang-barang milik korban," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, kapal yang mengangkut lebih dari 40 orang imigran gelap, tenggelam di perairan Pantai Cikole, Sinarlaut, Kecamatan Agrabinta, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (28/9/2013). Polisi masih mencari korban tewas lainnya. Jenazah mereka ditemukan di pesisir pantai.
Sebanyak 22 orang ditemukan meninggal dunia, 25 selamat, dan 32 lainnya luka-luka. Mereka merupakan imigran asal Suriah, Jordania, Afrika, dan Yaman. (*)