News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gaji Abdi Dalem Keraton Yogyakarta Bakal Dinaikkan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para abdi dalem Keraton Yogyakarta sedang melakukan jamasan kereta pusaka, Selasa (27/11/2012).

Laporan Reporter Tribun Jogja Ekasanti Anugrahei

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Alokasi dana keistimewaan (Danais) dari pemerintah pusat untuk Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta, akan ikut dirasakan para abdi dalem Keraton Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Paku Alaman.

Pemprov, telah mengalokasikan danais untuk menaikkan gaji abdi dalem sekaligus memberikan tunjangan pendidikan dan kesehatan bagi para pengabdi kebudayaan tersebut.

Seorang abdi dalem prajurit jajar dari kesatuan Wirobrojo Banu Wresni (54) mengatakan, selama 32 tahun menjadi abdi dalem ia mendapatkan imbalan sekitar Rp 2.000 setiap kali mengikuti kirab hajatan Keraton Kasultanan Yogyakarta.

Padahal, dalam setahun, Keraton hanya menggelar tiga kali kirab yakni saat Garebek Maulud, Garebek Syawal dan Garebek Besar.

"Jadi setahun ya hanya Rp 6000. Istilahnya bukan gaji melainkan sih paring ndalem (pemberian Sultan). Berapapun, harus disyukuri," tutur Banu sembari menunjukkan sebuah amplop coklat kecil berisi dua lembar uang seribuan sebagai imbalannya mengawal Gunungan Kakung dalam Grebeg Besar, Selasa (15/10/2013) siang.

Biasanya, Banu tidak menggunakan uang itu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Melainkan disimpan, berikut amplopnya yang bertuliskan namanya dan nama kesatuannya itu.

"Dikumpulkan dan disimpan, kalau ada yang minta ya saya kasih. Soalnya itu semacam berkah. Uang pemberian Raja itu kan biasanya didoakan dulu," tutur pria yang kini juga bekerja sebagai staff Humas Pemda DIY tersebut.

Hal senada juga disampaikan oleh Mujiraharjo (59), seorang abdi dalem prajurit dari Pasukan Surakarsan. Selama 30 tahun terakhir menjadi abdi dalem, ia hanya mendapatkan imbalan Rp 2.000 setiap kali kirab. "Untuk beli rokok saja tidak cukup," tutur tutur Mujiraharjo dijumpai di sela persiapan Garebek Besar, Selasa (15/10).

Menurut pria yang juga bekerja serabutan itu, keputusan untuk menjadi abdi dalem memang harus dibarengi dengan komitmen yang kuat. Setiap abdi dalem tahu, bahwa status yang disandangnya itu merupakan pengabdian, tanpa mengharapkan imbalan.

Sehingga, para abdi dalem tidak pernah menuntut apapun terhadap Sri Sultan Hamengku Buwono X. "Diparingi matur nuwun, mboten diparingi njih mboten nopo-nopo (Diberi imbalan ya bersyukur, tidak diberi juga tidak masalah)," ucapnya.

Sebelumnya, Penghageng Sarta Kriya Keraton Kasultanan Yogyakarta, KGPH Hadiwinoto mengatakan, kenaikan gaji abdi dalem itu tergabung dalam alokasi danais yang ditujukan untuk Keraton Kasultanan Yogyakarta. Totalnya, ada sekitar 10 hingga 15 persen alokasi danais yang ditujukan untuk Keraton.

"Sehingga kalau ada proyek di Keraton, tidak lagi menggunakan APBD melainkan menggunakan Danais. Termasuk untuk gaji abdi dalem," ucap Gusti Hadi usai menggelar pertemuan dengan Gubernur DIY, HB X Rabu (18/9/2013).

Menurut Gusti Hadi, gaji abdi dalem di lingkup Keraton Kasultanan Yogyakarta memang masih jauh dari UMK. Besaran gajinya beragam mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu per bulan tergantung ketugasannya.

Sebab, ada beberapa abdi dalem yang bekerja hanya satu dua hari dalam seminggu, misalnya saja para abdi dalem yang bertugas di Makam Raja-raja Imogiri. "Tidak setiap hari bekerja," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini