Laporan Wartawan Sriwijaya Post Ardani Zuhri
TRIBUNNEWS.COM, MUARAENIM - Amir dan istrinya Meski, mungkin ingin melihat buah hatinya tumbuh dewasa dan bahagia dalam menjalani hidup.
Namun, garis hidup si buah hati yang bernama Calista itu berkata lain. Bocah yang baru berusia 4 tahun itu harus meninggal dunia dengan cara mengenaskan. Ia tewas terpanggang api.
Hal tersebut, terjadi setelah kebakaran rumah panggung semi permanen di Desa Alai Selatan, Kecamatan Lembak Kabupaten Muaraenim, Sabtu (12/10/2013). Sedangkan kedua orangtua Caca (sapaan akrab Calista), hanya menderita luka bakar.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, Rabu (16/10/2013), kejadian tragis tersebut bermula ketika listrik padam. Salah seorang pasutri tersebut, menghidupkan lilin untuk penerangan sembari menunggu listrik kembali menyala.
Saat itu, Amir menuangkan bensin sebanyak 30 liter ke dalam jeriken ukuran dua liter. Untuk membantu meneranginya, ia sempat menggunakan senter. Pada saat jeriken pertama dituang, tiba-tiba bensin tertumpah mengenai paha sebelah kiri dan api langsung menyambar.
Amir spontan melepaskan celana dan melemparkannya. Namun, sialnya celana yang terbakar tersebut terlempar tepat ke jeriken berisi bensin yang berukuran 40 liter.
Api langsung membesar, dan menghanguskan rumah kayu semi permanen berlantai dua milik Amir Muhktar Efendi.
Melihat api yang membesar dengan cepat, ia dan suaminya berteriak minta tolong. Teriakan tersebut didengar oleh warga yang langsung mendobrak pintunya. Keduanya berhasil selamat.
Setelah api menghanguskan rumahnya, barulah kedua orangtua korban sadar kalau anaknya masih tertinggal di dalam rumah.