News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Maraknya Penambangan Laut, Terumbu Karang di Bangka Rusak Parah

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Laporan Wartawan Bangka Pos, Deddy Marjaya

TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Kerusakan yang terjadi pada terumbu karang di perairan Pulau Bangka terus terjadi dan semakin parah akibat gencarnya penambangan laut.

Jika ini terus terjadi maka beberapa tahun kedepan maka terumbu karang bisa jadi akan mengalami kepunahan, jika tidak dilakukan pemeliharaan dan penjagaan.

"Beberapa tahun ini kerusakan terus terjadi dan tidak bisa dihindarkan akibat semakin marakknya penambangan bijih timah di laut," kata Ketua Emas Diving Club (EDC) Bangka Belitung Sakinawa kepada Bangka Pos (Tribunnews.com Network), Rabu (16/10/2013).

Kerusakan terparah terjadi di Kabupaten Bangka yang hampir sebagian besar kawasan terumbu karangnya terkena imbas penambangan laut. Jika ditarik dari mulai Kecamatan Merawang hingga Belinyu maka hanya sejumlah titik saja yang tidak ada penambangan di laut.

Titik-titik ini bisa terhindar karena warganya menolak seperti di kawasan Bedukang Riausilip, Pejem dan Pesaren Belinyu. Ini mengundang keperihatinan karena yang akan merasakan kerugiannya adalah anak cucu dimasa depan. Padahal terumbu karang merupakan tempat berkembang biaknya biota laut sehingga keberadaannya sangat menguntungkan para nelayan.

"Kalau dulu para nelayan cukup mencari ikan 1 sampai 3 mil dari lepas pantai maka karena kerusakan terumbu karang mereka terpaksa mencar ikan hingga diatas 10 mil," kata Sakinawa.

Mengapa terumbu karang bisa rusak akibat penambangan laut ada dua hal yang bisa terjadi. Menurut Sakinawa pertama imbas langsung yakni terumbu karang rusak karena posisi aktivitas penambangan tepat di sekitar kawasan pertumbuhan terumbu karang. Kedua secara tidak langsung yakni pori-pori terumbu karang tertutup limbah penambangan sehingga mati.

Limbah penambangan seperti lumpur, oli dan lainnya dibawa oleh arus air laut dan menempel di terumbu karang. Padahal untuk menunggu terumbu karang tumbuh dengan baik secara alami diperlukan waktu hingga 50 tahun.

"Bayangkan perlu berapa tahun yang diperlukan untuk memperbaiki terumbu karang di Bangka saat ini kalau hanya menunggu pertumbuhan alami," kata Sakinawa.

Sakinawa menambahkan saat ini perlu adanya kepedulian terhadap kerusakan terumbu karang di Pulau Bangka. Pertama menjaga kawasan yang belum terjamah agar tidak mengalami kerusakan terumbu karang dengan menolak penambangan baik di bibir pantai maupun di lepas pantai.

Selanjutnya, lewat cara menebar transplantasi karang buatan di kawasan yang sudah ditinggalkan oleh penambangan. Ini setidaknya bisa memotong waktu agar terumbu karang terbentuk. Selain itu juga harus jeli mana kawasan yang tepat dipasang transplantasi karang.

"Setidaknya kita berusaha memperbaiki kerusakan dan mencegah semakin parahnya kerusakan terumbu karang, hanya itu yang bisa diperbuat," kata Sakinawa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini