TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Berbekal kecintaannya terhadap dunia petualangan, lima orang dari Ubaya Training Center (UTC) memberanikan diri menembus belantara Gunung Penanggungan.
Mereka mencari situs peninggalan Kerajaan Majapahit. Jauh sebelum tim ekspedisi merambah Penanggungan, sejumlah peneliti asing, A Gall dan WF Stutterheim sudah melakukannya pada 1935-1940.
Kemudian selanjutnya empat ekspedisi ilmuan dalam negeri antara 1975-1990. Pada ekspedisi 1975 oleh Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional, tidak berjalan mulus.
Saat itu, hutan di Penanggungan masih dihuni binatang buas seperti harimau. Nah, Kusworo dan timnya juga was-was dengan hambatan alam tersebut.
Memang saat ini sulit sekali menemukan harimau. Hanya saja, binatang buas bukan berarti sepenuhnya pergi dari hutan Penanggungan.
Ada penjaga lain yang ukurannya jauh lebih kecil namun tak kalah mematikan dibandingkan harimau.
"Kami paling takut dengan serangan lebah. Ada banyak sarang lebah di sepanjang rute yang kami lewati," ungkap anggota Ubaya Training Center, Kusworo, Rabu (16/10/2013).
Pernah saat menyusuri hutan, pemandu tim yang berasal dari Juru Pelihara diserang ratusan lebah.
"Sepertinya situs candi di sana dijaga pasukan lebah," imbuh Kusworo dengan nada bergurau.
Untuk menghindari serangan lebah hutan, Kusworo memerintahkan anggota tim lainnya agar tidak memakai parfum.
Bahkan, bagi anggota tim yang perempuan, disarankan tidak memakai body lotion dengan bau menyengat.
Wewangian memang sangat menarik perhatian lebah. (idl)