TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Acara pernikahan GKR Hayu dengan KPH Notonegoro setidaknya diliput sekitar 57 media, baik nasional maupun luar negeri.
Pihak panitia "Royal Wedding", beberapa hari sebelum acara digelar, telah memberikan arahan mengenai pakaian adat yang dikenakan. Namun, masih banyak pekerja media yang salah memakai kostum.
Akibatnya, beberapa pekerja media harus mendapat teguran dari para abdi dalem yang menjaga pintu masuk keraton.
"Nyuwun sewu (maaf) Mas, ini belangkon mantenan, bukan belangkon Yogya Mataraman," tegur salah seorang abdi dalem di depan Dalem Kesatriyan, saat melihat juru kamera sebuah stasiun televisi yang hendak masuk ke keraton, Senin (21/10/2013).
Abdi dalem tersebut, lantas menjelaskan bahwa belangkon model Yogya Mataraman modelnya seperti yang dikenakan abdi dalem di Keraton Ngayogyakarta. Belangkon gaya Yogya ada mondholan di bagian belakang.
Sedangkan belangkon gaya Solo terdapat trepes, atau tidak ada mondholan di belakangnya. "Ini yang gaya Yogya Mataraman, ada mondholan di bagian belakangnya," tuturnya.
Tak hanya mengenakan belangkon gaya Solo, ada juga pekerja media yang salah mengenakan ikat kepala gaya Banyumasan atau Tegal, yakni ikatan belakang belangkon memanjang hingga bahu.
Selain belangkon, salah kostum juga terlihat pada kain jarik yang digunakan wartawan. Beberapa pekerja media ada yang mengenakan kain jarik yang diwiru seadanya.
Kendati demikian, para abdi dalem dengan penuh kesabaran dan keramahan segera membantu memperbaiki lipatan kain wiru model engkol yang dikenakan oleh pekerja media.