TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Berbagai komunitas masyarakat di kawasan Malioboro turut ambil bagian dalam merayakan Pernikahan Agung putri keempat Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Sebagian warga, bahkan mengumpulkan iuran masing-masing Rp 10 ribu perorang untuk menggelar pesta rakyat.
Rencananya, mereka akan menggelar pesta rakyat di kawasan Maliboro dengan menyediakan 5 ribu jajanan pasar, 5 ribu nasi bungkus dan 50 angkringan pada Rabu (21/10/2013), berbarengan dengan prosesi kirab mempelai dari Keraton ke Bangsal Kepatihan, sekitar pukul 08.00-10.00 WIB.
"Ada yang iuran Rp 10 ribu, ada juga ibu-ibu yang masak (nasi bungkus) sendiri," ucap Ketua Lembaga Pemberdayaan Komunitas Malioboro, Rudiarto, Senin (21/10/2013).
Rudiarto mengatakan, jajanan pasar dan aneka makanan itu akan ditata berjajar di sepanjang jalan Malioboro yang dilalui rute Kirab Pernikahan Agung. Sehingga, seluruh masyarakat yang hadir di lokasi kirab bisa menikmati berbagai makanan tradisional itu secara gratis.
Untuk itu, para PKL dan pengelola parkir di lokasi kirab akan meliburkan diri untuk sementara. Hal itu agar tersedia ruang yang lebih luas di trotoar Malioboro untuk menggelar pesta rakyat Yogyakarta itu.
Menurut Rudiarto, ini adalah pesta rakyat kedua yang diselenggarakan masyarakat Malioboro. Dulu, pada 2011, saat pernikahan GKR Bendara dengan KPH Yudanegara, warga juga menggelar pesta rakyat serupa.
"Kami wong cilik kalau mau nyumbang raja, nilainya pasti tidak seberapa. Makanya kami menggelar pesta rakyat ini sebagai wujud mangayubagya," tutur Rudi.
Beberapa komunitas masyarakat yang ikut serta menggelar pesta rakyat antara lain komunitas parkir, Pedagang Kaki Lima (PKL), pengusahan perhotelan dan pertokoan, dan lain sebagainya.
"Antusiasme warga sangat tinggi. Ada kemungkinan jumlah itu (jajanan pasar) akan terus bertambah sebagai wujud bakti kami pada Keraton," paparnya.