Laporan reporter Tribun Jogja, Niti Bayu Indrakrista
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Pesta Rakyat pernikahan putri Sri Sultan Hamengku Buwono X yang diadakan di pelataran Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949, Yogyakarta, Selasa (22/10/2013) malam, diramaikan pentas kesenian tradisional Nini Thowong.
Kesenian yang berasal dari Bantul tersebut, berupa memasukkan roh halus ke dalam sebuah boneka berukuran manusia dewasa, sehingga boneka itu dapat bergerak sendiri.
Menurut pembina Kelompok Sabda Budaya yang mementaskan Nini Thowong, Kadilan, kesenian itu awalnya merupakan permainan tradisional.
Kepada Tribunjogja.com, Kadilan mengatakan boneka yang dipakai itu diisi roh yang dia kenal bernama Den Nganten Juriah.
"Saya tidak tahu siapa Juriah dulu, yang jelas dia sudah lama hidup di pohon keramat dekat rumah saya," katanya.
Menurut Ngadilan, sebenarnya dalam pementasan Nini Thowong arwah pengisi boneka bisa diajak berkomunikasi. Sayang karena durasi yang tidak mencukupi, roh Den Nganten Juriah tak sempat diwawancara.
Pesta Rakyat Dhaup Ageng GKR Hayu dan KPH Notonegoro dihadiri ratusan masyarakat Yogyakarta. Para penonton duduk bersila di sekitar pelataran monumen, menghadap panggung yang terletak di depan monumen.