TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Berakhirnya acara pesta pernikahan agung Keraton Yogyakarta ditandai dengan prosesi pamitan di Gedong Jene, kompleks keraton setempat, hari ini Rabu (23/10/2013) malam.
Koordinator Dhaup Ageng Keraton Yogyakarta RT Yudahaningrat menuturkan, upacara Pamitan pengantin, memiliki makna setiap putri raja yang sudah menikah harus keluar dari tembok kraton. Jadi, putri raja yang belum menikah kumpul satu rumah dengan Sultan HB X dan GKR Hemas.
Lalu mereka akan berpamitan, untuk keluar dari tembok kraton menuju pergaulan yang lebih luas. "Dalam acara itu, GKR Hayu sekaligus akan pamit karena tanggal 28 Oktober langsung ikut suaminya ke Amerika," ujarnya.
Kemudian, Sultan HB X menyampaikan beberapa pesan dan nasihat kepada kedua mempelai sebagai bekal mereka untuk mengarungi kehidupan rumah tangga ke depannya. Intinya, mereka harus bisa saling menghormati, saling menghargai, dan saling mengisi.
"Sultan juga sekaligus menitipkan putrinya kepada sang besan. Acara Pamitan ditutup dengan sungkeman. Sungkeman akan dilakukan oleh kedua mempelai kepada orang tua dan mertua mereka," tandasnya. (tea).