TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Upaya untuk mengikis habis kekuatan NII dan kelompok-kolompok yang berafiliasi di dalamnya, seperti Darul Islam Fillah (DI Fillah) di Garut, Jawa Barat, terus dilakukan.
Hal itu pula yang dilakukan MUI Garut, Rabu (30/11/2013) sore kemarin. Untuk kesekian kalinya, MUI Garut menggelar pertemuan dengan kelompok DI Fillah atau NII pimpinan Wowo Wahyudin di Kampung Batukarut, desa Purbayani, kecamatan Caringin, Garut, Jawa Barat.
"Pertama kami silaturahmi, kedua dalam rangka pencerahan mengajak mereka kembali pada ajaran Islam yang benar, bukan pada pemahaman aliran Sensen Komara yang selama ini mereka praktikkan yang membuat masyarakat resah," kata Ketua MUI Garut KH Agus Muhammad Soleh, saat dihubungi Kamis (31/11/2013) dinihari.
Menurut Agus, kelompok ini sudah menyatakan kembali pada NKRI sehingga perlu mendapatkan pembinaan agar tidak kembali terjerumus dan menyesatkan masyarakat lainnya. "Adalah kewajiban kita semua menyambut mereka dan melakukan pencerahan-pencerahan," ujarnya.
Kelompok DI Fillah kali pertama muncul kepermukaan sekitar akhir 2009 lantaran praktik peribadahannya yang meresahkan masyarakat Garut. Mereka mengubah lafadz "Muhammadur Rosulullah" pada syahadat dengan kata "Drs Sensen Komara Rasulullah".
DI Fillah juga tidak mewajibkan pengikutnya melakukan salat lima waktu, sementara arah kiblat mereka adalah ke timur bukan barat (Mekkah) sebagaimana aturan Islam.
Di antara para "pentolan" DI/NII sudah dijatuhi vonis hukuman oleh pengadilan setempat, termasuk nabi mereka Sensen Komara. "Kebersamaan di dalam memeluk agama Islam sangatlah penting agar sesama muslim terjalin tali silaturahmi dan kerja sama yang hakiki. Kita terus ajak mereka untuk lebih memahami ajaran agama," kata KH Agus.
Sebanyak 14 kepala keluarga pengikut DI Fillah/NII Sensen Komara mengikuti pertemuan tersebut. Turut hadir tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama dan Muspika Caringin. Kegiatan tersebut berakhir pukul 15.30 wib dalam situasi aman dan tertib.