TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Untuk pertama kalinya, Gunung Sinabung memuntahkan awan panas, Selasa (5/11) pukul 14.23 WIB selama 20 menit. Tinggi abu vulkanik letusan 3.000 meter dari kawah dan terbawa angin ke barat daya.
tidak ada korban jiwa akibat awan panas tersebut, karena sebelumnya warga sudah mengungsi dari areal radius 3 km dari kawah Sinabung. Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi ini semburan awan panas pertama sejak Sinabung mengalami erupsi September.
Dilaporkan, pada pukul 14.31, awan panas meluncur dari lereng sejauh 1 km ke arah tenggara. Setelah semburan awan panas perdana ini, PVMBG Badan Geologi menambah 11 petugas pengawas tanggap darurat untuk memperkuat pengawasan Gunung Sinabung di Tanah Karo, Sumatera Utara.
"Sebelas petugas pengamat gunung api dikirim untuk memperkuat pengawasan tanggap darurat Gunung Sinabung," kata Kepala PVMBG Hendrasto di Bandung, Selasa.
Ia menyebutkan petugas yang dikirim itu terdiri atas pakar gunung api, dan pengamat. Peningkatan aktivitas gunung api tersebut membuat pengawasan ditingkatkan untuk mengantisipasi dampak dari letusannya.
"Karakter letusan gunung api ini adalah abu vulkanik, dan berdasarkan uji lab, materialnya masih material lama di permukaan, belum ada material dalam," kata Hendrasto.
Ia menyebutkan letusan Sinabung masih terus dalam pemantauan petugas. Pihaknya membenarkan adanya rekahan pada bagian lereng, sehingga menjadi celah baru untuk aktivitas vulkanik gunung api itu.
"Sebelum letusan kemarin memang ada rekahan baru di bagian lereng, tidak jauh dari kawah," katanya.
Meski aktivitas Sinabung masih sangat tinggi, PVMBG dan Badan Geologi masih mempertahankan status Siaga (level III). Radius 3 km diminta tidak ada aktivitas masyarakat.
Warga di 4 desa yaitu Desa Sukameriah, Simacem, Bekerah dan Mardinding diminta untuk mengungsi ke tempat yang aman. Dengan adanya luncuran awan panas maka masyarakat dihimbau untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan.
Erupsi masih berpotensi terjadi, dan abu letusannya dapat mengganggu kesehatan dan merusak tanaman di area terdampak. Sehubungan sudah memasuki musim hujan sejak beberapa hari terakhir dan aktivitas hujan hampir terjadi setiap hari, maka masyarakat yang bermukim dekat sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Sinabung di Desa Sukameriah sampai dengan Desa Bekerah, Desa Kutagugung dan Desa Sigarang-garang agar tetap waspada terhadap ancaman bahaya lahar.
PVMBG Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat di sekitar gunung api tersebut tetap waspada, dan tidak terpancing informasi yang tidak benar terkait aktivitasnya.
"Harus tetap berkoordinasi dengan PVMBG dan BPBD setempat," katanya.
Hingga kemarin sebanyak 1.681 jiwa mengungsi, tersebar di 4 titik, yaitu: Los Pekan Tiga Ndreket dari Desa Mardinding sebanyak 891 jiwa, GBKP Payung 292 jiwa berasal dari Desa Sukameriah, Masjid Payung 110 jiwa berasal dari Desa Sukameriah, dan Jambur Namanteran 388 jiwa berasal dari Desa Bekerah 152 jiwa dan Desa Simacem 236 jiwa.
Sebelumnya, Senin (4/11), Sinabung juga meletus pukul 19.17. PVMBG Badan Geologi melaporkan letusan berlangsung selama 34 menit. Kondisi gunung tertutup kabut. Getaran dirasakan cukup kuat di kaki Sinabung. Dari rekaman seismometer gempa letusan pada malam ini diperkirakan sama dengan letusan Minggu (3/11) pukul 01.26. Abu mengarah ke barat-baratdaya.