Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, TARAKAN - Kerabat korban kecelakaan Helikopter Jenis MI-17 milik TNI AD di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Minggu (10/11/2013) mendatangi Rumah Sakit Umum Tarakan.
Meskipun datang jauh-jauh dari Malinau, para kerabat korban dari warga sipil ini belum tahu persis, apakah korban akan diterbangkan dari lokasi kejadian ke Tarakan?
"Belum tahu informasi. Kita maunya langsung ke Apoping. Tidak usah di sini," ujar Son (36) kakak kandung Bilung Lenggang, salah seorang korban sipil dalam kecelakaan dimaksud, ditemui di RSU Tarakan.
Son dan ibunya Buring Lawing, beserta sejumlah kerabatnya tiba di RSU Tarakan sekitar pukul 14.00. Mereka berpelukan sambil menangis tepat di depan kamar jenazah. Hingga pukul 15.00, jenazah belum tiba di RSU Tarakan dari perjalanan di Malinau.
Dua orang petugas DVI dari Polda Kaltim lalu meminta mereka mengidentifikasikan korban.
Guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Desa Apoping, Kecamatan Bahau Ulu ini mengaku mendapatkan kabar kecelakaan tersebut sekitar pukul 11.00, Sabtu kemarin, saat sedang berada di ibukota Kabupaten Malinau.
"Saya dapat kabar dari teman di kecamatan. Di Long Alango," ujarnya menjelaskan.
Dari Apoping, warga harus menumpang ketinting (perahu) selama dua jam melintasi sungai untuk sampai ke Long Alango, lalu melanjutkan perjalanan dengan pesawat ke ibukota Kabupaten Malinau.
Ia sendiri mengaku tidak mendapatkan firasat apapun, sebelum kecelakaan terjadi.
"Terakhir saya ketemu dengan dia di kampung," ujarnya.
Setahu Son, para korban ini rencananya dipekerjakan untuk pembangunan Pos Pengamanan Perbatasan TNI di perbatasan RI-Malaysia, di sekitar Desa Apoping.
"Mau kerja pos, dia diminta kerja di sana," ujarnya.
Ia mengatakan, Bilung Lenggang baru kali ini diajak bekerja untuk pembangunan pos TNI. Rencananya ia dan beberapa rekannya diminta menyiapkan kayu.
"Dia mau menggesek kayu," ujarnya.
Sehari-harinya korban dan istri bekerja sebagai petani. Korban dipastikan salah satu korban tewas dalam kecelakaan yang menewaskan 13 dari 19 penumpang.
Korban meninggalkan tiga anak masing-masing berumur tujuh tahun, lima tahun dan dua tahun.