Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Unjuk rasa berujung bentrok terjadi di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Akibatnya 14 anggota polisi dan dua warga terluka, serta satu warga meninggal dunia.
Dilaporkan, sekitar 200 orang berunjuk rasa sejak kemarin, Senin (11/11/2013) sampai, Selasa (12/11/2013) siang menuntut pemekaran wilayah kabupaten Luwu Tengah. Warga bersama mahasiswa memblokir jalan trans-Sulawesi sehingga jalur tersebut tidak bisa dilalui kendaraan sepanjang 2 kilometer.
"Informasi yang kita terima dari masyarakat terluka 2 orang, petugas 14 orang, dan Polsek setempat menerima satu jenazah. Jenazah tersebut belum bisa dipastikan merupakan korban bentrokan atau bukan, saat ini masih diselidiki," ungkap Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Agus Rianto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (12/11/2013).
Jenazah korban tewas itu disebutkan telah diserahkan warga ke Polsek setempat. Jenazah diketahui menderita luka di bagian belakang. Tetapi luka tersebut belum diketahui akibat apa. Apakah akibat tindakan polisi atau bukan.
Dikatakan Agus dalam pengamanan unjuk rasa tersebut memang pihaknya menggunakan peluru karet dan peluru hampa saat terjadi bentrokan.
"Saat ini masih dilakukan pengumpulan informasi, karena ada luka di bagian belakang. Luka apa, belum diketahui. Informasinya belum jelas, apakah akibat tindakan polisi atau ada penyebab lain," katanya.
Sementara 14 anggota polisi yang terluka kebanyakan akibat lemparan batu dan pecahan bom molotov. Saat ini kepolisian bekerjasama dengan TNI sudah melakukan upaya pengamanan supaya tindakan anarkis tidak terjadi lagi.
"Kita sudah lakukan pencegahan dan penyekatan terhadap kemungkinan situasi yang tudak menguntungkan, Personel TNI dan Polri yang diterjunkan saat ini 700 orang, hingga pukul 13.00 WITA jalan yang diblokir sudah dibuka dan kendaraan sudah bisa melewati jalan tersebut," ungkapnya.