Laporan Wartawan Tribun Jateng, Fajar Eko Nugroho
TRIBUNNEWS.COM, CILACAP - Dua warga Cilacap, Jawa Tengah, menjadi korban meninggal dunia saat kecelakaan Helikopter MI-17 milik TNI AD yang jatuh di perbatasan antara Kalimantan dengan Malaysia.
Keduanya merupakan warga sipil yang ikut penerbangan, adapun kedua korban merupakan pekerja bangunan yang akan membangun pos pengamanan di daerah perbatasan.
Keluarga korban mendapatkan informasi tentang adanya pekerja bangunan yang menjadi korban pesawat jatuh yakni dari perusahaan yang mempekerjakan mereka.
Kedua korban merupakan warga sipil yang membangun pos pengamanan perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia di sekitar Malinau, Kalimantan Barat. Keduanya sudah bekerja membangun pos di perbatasan tersebut sekitar dua bulan lamanya.
Kedua orang korban yang tewas yakni Desi Aprianto merupakan warga Desa Karangkandri dan Timan Wahyudi merupakan warga Kelurahan Tritih Kulon. Polisi sudah mengambil sampel darah kedua keluarga korban yakni orangtua dan anak korban.
Sampai Selasa (12/11/2013) malam, pihak kepolisian belum memberikan informasi tentang pemulangan jenazah ke pihak keluarga. Sekitar pukul 11.00 WIB pihak polisi mendatangi kediaman kedua korban untuk meminta sampel darah keluarga korban untuk memastikan jenazah yang diduga korban helikopter M17 yang jatuh.
Kepala Dokter Kesehatan polisi (Dokkes Pol) Polres Cilacap, Kiswoyo, mengatakan, petugas Dokkes telah mengambil sampel darah dari keluarga korban. Adapun proses pengambilan sampel darah korban atas perintah langsung dari Dokkes Polda Jawa Tengah.
"Sekarang ini pihak kami sudah melakukan pengambilan sampel darah guna mencocokkan dengan DNA korban. Kondisi korban sekarang ini sudah rusak dan sulit dikenali," ujarnya Selasa.
Menurut Kiswoyo, sampel darah keluarga korban akan dikirimkan ke Tim Dissaster Victim Identification (DVI) untuk memastikan identitas korban.
"Sampel darah yang kami ambil dari keluarga korban hari ini langsung dikirimkan ke DVI untuk memastikan identitas korban benar atau tidak," katanya.