Laporan Reporter Tribun Jogja Ekasanti Anugraheni
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - BPPTKG Yogyakarta memastikan tidak adanya endapan awan panas di puncak Gunung Merapi, pascameletus dua pekan lalu.
Kepastian tersebut, didapatkan setelah tim BPPTKG Yogyakarta melakukan observasi ke puncak Merapi. Menurut hasil observasi tersebut, endapan putih yang ada di lokasi adalah hasil rombakan batuan kubah lava 2010.
"Tidak ada jejak awan panas di puncak gunung. Ini membuktikan letusan itu single event," ucap Sri Sumarti, wanita berjilbab yang kemarin memimpin tim observasi ke puncak Merapi, Senin (25/11/2013).
Selebihnya, kata dia, aktivitas Merapi masih normal. Pascaletusan yang membentuk kolom asap putih kehitaman hingga 2.000 meter itu, tidak ada indikasi peningkatan aktivitas lanjutan. "Baik aktivitas seismik ataupun deformasi kubah," tukasnya.
Kondisi terakhir, sambung Sri, kubah lava Merapi akibat Erupsi 2010 yakni kemiringan salah satun sisinya mencapai 33 meter. Kondisi suhu kubah saat diukur dengan kamera thermal yakni 268 derajat Celcius.
Namun, saat mencapai puncah suhu tertingginya, bisa mencapai 478,3 derajat Celcius. "Kalau kondisi gasnya masih diobservasi. Hasilnya mungkin beberapa hari lagi," tandasnya.