Laporan Wartawan Surya,Imam Taufiq
TRIBUNNEWS.COM,BLITAR - Gara-gara cemburu buta, Via Indah Devita Sari (22), gadis asal Desa Jatinom, Kecamatan
Kanigoro, Kab Blitar, jadi korban penganiayaan.
Ia mengaku dihajar seorang wanita berinisial Bt (38), asal Desa Gandong, Kecamatan Srengat, Kab Blitar.
Akibat penganiayaan itu, korban mengalami keluhan pada telinganya karena sempat mengeluarkan darah dan kedua lengannya mengalami luka lecet akibat dicakar.
Bahkan, korban mengaku sempat dirawat di RS Suhada Haji selama beberapa hari karena pendengarannya berkurang.
Ketika datang ke Mapolres, korban menunjukan foto bekas lukanya.
Kasus ini terungkap setelah korban melapor ke Polres Blitar Kota, Senin (2/12/2013) siang.
Sebelumnya, Rabu (27/11) kemarin, korban mengaku sudah melapor ke Polsek Srengat
karena belum juga ditangani sehingga korban melapor kembali ke polres. Saat melapor
ke polres, korban didampingi ibunya, Siti Munawaroh (42).
"Saya nggak terima karena saya diperlakukan kasar. Bahkan, yang membuat saya malu, itu dilakukan di tempat umum, yang saat itu banyak orang melihatnya. Meski sempat ada orang yang melerai namun ia membabibuta memukuli saya," kata korban saat melapor.
Ia ceritakan, kasus penganiayaan itu terjadi di Kantor Imigrasi Blitar, tepatnya di Kecamatan Srengat, Selasa (26/11) siang kemarin.
Itu terjadi saat korban sedang duduk-duduk di ruang lobi kantor tersebut, sambil menunggu berkas yang sedang diurusnya. Pekerjaan korban adalah biro jasa kepengurusan paspor. Saat duduk santai di antara orang banyak
itu, tiba-tiba didatangi Bt.
"Sebelum menghajar saya, ia terlebih dulu melabrak saya dan memaki-maki dengan tuduhan yang memalukan saya. Intinya, ia menuduh saya merebut suaminya," ujarnya.
Sesaat setelah memaki-maki, ia dengan cepat menyarangkan pukulan ke arah wajahnya.
Namun, korban sempat menghindar sehingga mengenai telinganya sebelah kirinya. Tak puas hanya sekali menempeleng, ia justru membabi buta menghajarnya.
"Saya nggak bisa menghitung berapa kali menempeleng saya. Saya nggak bisa apa-apa. Meski sempat menghindar namun terus diserang dengan emosi tinggi, sambil memaki-maki saya,"
ujarnya.
Puas menghajarnya, tutur korban, ia langsung kabur. Akibatnya, situasi di kantor itu geger, apalagi telinga korban langsung mengeluarkan darah segar.
"Sambil pergi, ia sembari menantang saya. Katanya, kalau nggak terima, silakan melapor. Sepertinya, laporan Anda nggak ada yang menanggapinya," ujar korban menirukan pelaku.
Dijelaskannya, penganiayaan ini karena dilatarbelakangi motif cemburu. Dirinya dituduh ada hubungan khusus dengan suaminya. Padahal kata korban, dirinya itu hanya mantan
anak buah suaminya yang pernah bekerja setahun di kantornya.
Namun, sejak keluar dan kini buka usaha sendiri dengan tetap jadi biro jasa, ia mengaku sudah tak ada hubungan
pekerjaan lagi.
"Saya nggak ada hubungan apa-apa, apalagi seperti yang dituduhkan itu. Saya tahu lah, kalau dia sudah berkeluarga. Cuma dulu, saya pernah jadi anak buahnya, namun setelah
saya usaha sendiri, ya sudah nggak ada hubungan terkait pekerjaan lagi," paparnya.
Siang itu, laporan korban ke Polres Blitar Kota, sia-sia. Sebab, oleh petugas, korban disarankan kembali ke Polsek Srengat, untuk menanyakan laporannya yang dulu.
Akhirnya, korban kembali ke Polsek Srengat.
Kompol I Ketut Mugeta, Kapolsek Srengat, membantahnya kalau kasus itu tak ditangani.
Alasannya, saat ini anak buahnya masih melakukan penyelidikan.
"Kasus itu memang sudah dilaporkan ke polsek sini. Cuma, saat ini kasus itu masih dalam proses lidik," ujarnya.