News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sering Dilanda Banjir, Sampang Alami Kerugian Rp 8 Miliar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, SAMPANG - Kabupaten Sampang, Jawa Timur, menjadi satu-satunya daerah di pulau Madura yang kerap dilanda bencana banjir. Di bulan Desember ini, sudah terjadi tiga kali banjir dengan ketinggian air antara 40 cm sampai 1 meter lebih.

Akibatnya, banyak fasilitas umum yang rusak dan sektor perekonomian warga macet total.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang mencatat, di bulan Desember ini kerugian akibat banjir mencapai Rp 8,7 miliar lebih.

Beberapa fasilitas umum seperti perumahan warga rusak dan kerugian ditaksir Rp 2,6 miliar. Kerusakan lembaga pendidikan dan sarana peribadatan ditaksir Rp 252 Juta, infrastruktur Rp 2,3 miliar, dan kerugian akibat ekonomi produktif warga terganggu mencapai Rp 3 miliar.

Sementara untuk lintas sektoral di Kabupaten Sampang, kerugian akibat banjir diperkirakan Rp 458 Juta.

"Tim sudah mengkalkulasi kerugian akibat banjir di Sampang. Taksirannya mencapai Rp 8.762.000.000," ujar Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi, BPBD Sampang, Saiful Muqoddas, Rabu (25/12/2013).

Dijelaskan Saiful, kerugian itu akan terus bertambah karena banjir yang melanda Kabupaten Sampang baru di awal musim hujan. Jika curah hujan terus tinggi di wilayah Sampang sepanjang musim, maka banjir akan terus menghantui daerah tersebut.

Banjir yang melanda Sampang sendiri, kerap terjadi karena kiriman dari wilayah bagian utara kota Sampang. Daerah aliran sungai di wilayah kecamatan bagian utara seperti Kecamatan Kedungdung, Robatal, Ketapang dan Kecamatan Torjun, muaranya bertemu di Kecamatan Kota Sampang.

"Meskipun di kota hujannya kecil, tetapi di wilayah utara hujannya deras, maka hampir dipastikan kiriman air akan menggenangi kota Sampang. Bahkan ketinggian air sampai ke atap rumah warga," ujar Saiful.

Pemkab Sampang sendiri tidak memiliki kemampuan untuk mengantisipasinya dengan cara membuat embung air. Sebab hal itu terkendala oleh keterbatasan anggaran. Anggaran pembuatan embung air di wilayah utara, tidak cukup dengan dana puluhan milair, melainkan ratusan milyar.

"Kami hanya pasrah saja selama belum ada bantuan dari pemerintah pusat. Kemampuan kami hanya memberikan bantuan evakuasi warga saat bencana banjir datang," ujarnya.(Taufiqurrahman)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini