TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Speedboat Mahakam bermuatan 60 penumpang dari Dermaga 16 Ilir menuju Jalur 18 Kecamatan Muara Sugihan, Banyuasin, tenggelam di Sungai Musi setelah menabrak tiang besi dan ponton Dermaga Bagus Kuning, Plaju, Jumat (3/12/2013) pukul 14.00. Enam penumpang meninggal, belasan lainnya terluka.
Seorang penumpang, Suparjo (61) mengatakan, dia langsung menuju jendela speedboat ketika dalam hitungan detik mulai tenggelam. Sekuat tenaga dia melepaskan diri dari himpitan puluhan penumpang lain yang juga berusaha keluar.
Setelah berhasil keluar, dia sadar kalau anak dan cucunya, Amir Adli (3), masih terjebak di dalam speedboat tenggelam itu. Tak berpikir panjang, warga Desa Sidorejo Jalur 18 ini kembali menyelam dan menarik keluar cucu lelakinya. Setelah berhasil menarik tangan cucunya, ia menolong anaknya.
"Aku sudah keluar, ternyata anak dan cucuku masih di dalam. Aku langsung masuk lagi, narik mereka satu persatu. Pertama cucuku, aku angkat aku taruh di atap speed. Habis itu nyelam lagi, narik anak aku," katanya kepada Tribun Sumsel di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Muhammadiyah. Di rumah sakit ini, belasan penumpang dirawat.
Menurut Suparjo, setelah menghantam tiang besi, air masuk speedboat dengan cepat. Puluhan penumpang berusaha keluar dari speedboat. Mereka menuju jendela, pintu bagian depan dan belakang.
"Semuanya pada mau keluar, kondisi langsung panik. Suara jeritan sudah gak karuan lagi. Yang keluar dari jendela banyak berebut, umpel-umpelan," ujarnya.
Budi, penumpang lainnya, juga tak kalah heroik dalam peristiwa tersebut. Dia bersama mertua, istri, dan kedua anaknya menumpang di speedboad Mahakam tersebut hendak pulang ke Jalur.
Ia menceritakan, ketika berlayar suara mesin terdengar kencang, tapi kecepatan tidak terlalu tinggi. Tiba-tiba saja, terdengar suara seperti tabrakan. Dalam hitungan detik, air sudah memenuhi kendaraan.
Budi langsung memegang erat anaknya dan berusaha keluar melalui pintu belakang. Setelah berhasil keluar ke permukaan air, ia melihat sekitar ternyata mertua dan istrinya juga sudah berhasil keluar. Dia menggambarkan suasana sangat mencekam dan mengerikan.
"Waktu kami keluar itu, mata ini udah gak lihat. Air kan keruh. Gunakan insting saja. Pintu keluarnya di situ, pokoknya saya harus nyampai situ," katanya.
Dari keseluruhan penumpang speed boat, terdapat enam penumpang yang meninggal dunia. Seorang di antaranya Sri Kadarwati (48), warga Desa Daya Utama Jalur 18 yang merupakan guru SMP Negeri 2 Muara Padang.
Dalam kebingungan dan penumpang yang berusaha keluar dari speedboat yang tenggelam, Sri tak mampu terselamatkan. Maghdalena (49) mantan Kepsek SD Negeri 2 Sidomulyo juga tak terselamatkan dari kecelakaan tersebut.
Sementara, 21 penumpang langsung dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Muhammadiyah Palembang. Penumpang yang selamat langsung mendapat penanganan dari pihak rumah sakit. Banyak anak-anak dan orang dewasa yang dirawat. Kebanyakan mereka mengalami syok dan kedinginan. Enam korban langsung di bawa ke Rumah Sakit Muhammad Hoesin Palembang. Bupati Banyuasin, Yan Anton Ferdiyan, menjenguk mereka semalam. (and/mg8/mg6/mg19/SP)