Laporan wartawan Tribun Manado Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS .COM , MANADO - Pusat Kota Manado sudah bisa dilewati meski jalan dipenuhi lumpur tebal. Namun ada satu hal yang berbeda, pemandangan pagi di sekitar Kantor Wali Kota Manado, banyak mobil dalam posisi porak-poranda dan bertumpuk, Kamis (16/1/2014).
Jemmy Sumilat seorang karyawan Tribun Manado menceritakan perjalanannya pagi tadi dari rumahnya di Pakowa Lingkungan I menuju Kantor Tribun Manado, Jalan AA Maramis, Kairagi II, Mapanget.
Kemarin, Rabu (15/1/2014) rumah Jemmy yang lokasi rumahnya terhitung di dataran lebih tinggi terendam banjir hingga 40 cm. Padahal tahun sebelumnya banjir tak sampai ke rumahnya. Namun pagi tadi sudah surut menyisakan sampah dan lumpur.
Jemmy melewati Wanea lalu ke Jalan Samrat menuju Bumi Beringin, lalu lewati lampu merah Toar, turun dan melalui Lapangan Tikala, Balaikota, Jalan Sudirman, Martadinata, Yos Sudarso lalu sampai kantor.
Menurut Jemmy semua bisa dilewati namun banyak tumpukan sampah dan lumpur. Lumpur paling banyak di Tikala paling tebal 10 cm.
"Mobil bertumpuk di daerah Sparta Tikala Kantor Wali Kota Manado. Ada juga mobil di jalan balai kota yang sebelumnya parkir di pinggir naik ke trotoar. Mobil yg terkena banjir di luar mulus dalamnya penuh lumpur mobilnya bersih karena baru saja hujan turun," jelas dia.
Jemmy melanjutkan ada juga mobil yang nungging, moncongnya masuk ke lubang trotoar.
Menurutnya ini banjir paling parah dibandingkan tahun lalu. "Ini tinggi air dua kali lipat dari sebelumnya, biasanya ga sampai di rumah saya ini air sampai masuk," katanya.
Ia menjelaskan ada 3 asrama yang di Wanea tenggelam, antara lain Asrama Polisi Militer, Asrama Denzipur dan Asrama Sapta Marga 9 tinggi air lebih dari satu meter. Sungai di Pakowa Wanea yang berkelok-kelok dengan lebar 4-5 meter, nampak lurus dengan lebarnya menjadi 5 kali lipat dari sebelumnya.(*)