Laporan wartawan Tribun Manado Andrew Pattymahu
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Selama hampir 8 jam sekitar 2000-an warga terjebak ketika banjir hampir setinggi 2 meter menggenangi Kelurahan Komo Luar Kecamatan Wenang. Warga ini terjebak dari Jembatan Mianggas sampai SPBU Pal Dua, Rabu (15/1/2014).
Ribuan warga ini bingung dan cemas apakah akan sampai pulang ke rumah dan bertemu keluarga mereka atau menunggu evakuasi dari pemerintah. Kekurangan informasi dari pihak terkait soal bencana banjir besar di hari itu menyebabkan mereka terkurung selama 8 jam.
Mereka tak menyangka akan menghabiskan waktunya di Jalan AA Martadinata (Jembatan Miangas sampai SPBU Pal Dua). Orangtua, dewasa, sampai anak kecil hanya bisa pasrah menerima keadaan itu.
Padahal pada pukul 09.00 Wita ketinggian air belum separah saat banjir di siang sampai malam hari. Air masih setinggi lutut orang dewasa. Kendaraan roda empat dan dua masih bisa bebas menuju ke Pal Dua dari arah Kelurahan Komo Luar Kecamatan Wenang.
Begitu juga warga di seputaran lokasi ini, masih bisa beraktivitas seperti biasa tanpa khawatir air akan naik lagi. Selang sejam kemudian bencana itu datang.
Hujan deras tanpa henti memaksa warga dan pemilik kendaraan mencari tempat untuk berteduh. Air di Kelurahan Komo Luar sudah semeter lebih.
Hanya hitungan menit saja, air kembali meninggi. Mereka yang berteduh akhir memilih untuk bergerak ke Jembatan Mianggas sampai gudang Coca Cola sampai di supermaket Queen Mart dari arah Komo Luar.
Pemilik-pemilik kendaraan yang memarkirkan kendaraannya tak bisa lagi memindahkan kendaraan. Akhasil puluhan kendaraan roda dua dan empat tenggelam di tengah banjir bahkan ada 3 mobil yang terseret terbawa arus yang deras.
Pukul 11.00 Wita warga-warga ini hanya bisa pasrah. Ada yang duduk-duduk, lain lagi bercerita soal banjir maha dahsyat sampai ada warga yang berteriak kelaparan.
Keaadan menjadi kosong. Muka lelah dan pasrah terpancar dari wajah ribuan warga ini. Yang tak punya uang dan punya uang tak bisa makan, karena rumah makan di sekitaran lokasi ini habis persediaan makanannya. Perut mereka dibiarkan kosong.
Di tengah keputusasaan mereka, harapan akhirnya muncul pukul 19.00 Wita. Dua buah unit mobil Dalmas milik polisi meraung-raung sirinenya di tengah kecemasan warga.
Walau sebelumnya ada 3 perahu karet milik Tim SAR yang mencoba membantu menyeberangkan warga yang terjebak. Namun mereka takut mengevakuasi warga karena derasnya air.
"Akhirnya saya bisa pulang," ucap Charles warga Sario yang menjadi korban terjebak. Waktu itu air masih tinggi, hampir 1,50 meter.
Sementara itu terdengar kabar juga air di SPBU Pal Dua sampai Patung Kuda Pal Dua sudah sudah turun. Ada sebagian warga memilih pulang menggunakan jalan ini walau risiko menempuh medan yang berat.
Pasalnya dari Pal Dua, mereka harus ke Perkamil, Kelurahan Ranomout, Jalan Malendeng dan tembus Ring Road. Jalan-jalan ini licin dan berbatu karena terkena imbas banjir juga dan ada longsoran-longsoran kecil.
"Kalau menunggu evakuasi pakai mobil polisi bisa jam 2 pagi sampai di rumah. Lebe bae kita iko Malendeng jo," kata Glen warga Kelurahan Wenang.
Seorang warga juga menuturkan bahwa ini pengalaman pertamanya terjebak banjir. "Kompleks saya tidak pernah kebanjiran dengan pengalaman ini saya bisa merasakan juga bagaimana saudara-saudara saya yang kebanjiran ," kata Vano warga Malalayang.(*)