TRIBUNNEWS.COM, MINAHASA - Di Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara (Sulut), korban tewas akibat banjir dan tanah longsor hingga Kamis (16/1/2014) sebanyak lima orang.
Mereka adalah Serly (40), warga Tateli 3, Kecamatan Mandolang, Adrince Kanoneng (52), warga Tateli 3, Yeni Welan (34) korban tanah longsor, warga Desa Kembes, Kecamatan Tombulu, Buang Lengkong (34) korban longsor, warga Kecamatan Tombulu dan Nico Runtuwene (56), korban longsor, warga Kecamatan Tombulu.
Tanah tanah longsor di wilayah Tombulu melumpuhkan akses jalan antara Desa Kembes dan Desa Rumengkor. SMK Negeri 1 Tombulu di ujung Desa Rumengkor juga kena dampak. Terpantau tanah longsor kala itu menutupi sekolah, tertinggal atap yang terlihat. Di sekolah tersebut mengakibatkan lima korban luka.
Bupati Minahasa, Drs Jantje Wowiling Sajow, Kamis (16/1), menurunkan dua exavator dan satu loder untuk membuka akses jalan Tondano, Rumengkor dan Kembes. Dibantu masyarakat, sejak pagi sekitar pukul 09.00 Wita normalisasi sudah dimulai. Bupati yang tiba di lokasi sejak pukul 11.00 Wita, menunggu dan mengawal pekerjaan jalan, bersama Kadis PU, Kaban BPBD dan masyarakat setempat. Hujan deras tidak menghalangi pekerjaan tersebut, bahkan semua tim yang diturunkan baru keluar sekitar pukul 17.00 Wita.
Di Kota Manado, berdasarkan data Kodim 1309 Manado korban meninggal akibat banjir yakniVentje Tatulu (52), Warga Ranotana, Fieber Sony Lowing (50),Warga Ranotana,Muhammad Husein (45), Warga Banjer dan Otmil Tumoka (43), warga Sindulang. Sementara menurut data kepolian selain keempat korban tersebut di atas, empat warga lainnya yang meninggal di wilayah Polresta Manado sampai Kamis (16/1) yaitu Ice Makanoning (60), warga Desa Sea Induk, Mama Arah (60), warga Tateli, Yenny Welah (37) dan Nicko Runtuwene (59), keduanya warga Kembes. (war/fin/kev/dma/fer/alp/ika/kel/erv)