Laporan Wartawan Pos Kupang, John Taena
TRIBUNNEWS.COM, WAINGAPU - Sedikitnya 180 hektar lahan jagung milik petani di Kelurahan Prailiu dan Kambaniru, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, dipastikan akan gagal panen. Pasalnya, tanaman milik para petani tersebut mati akibat kekeringan menyusul minimnya curah hujan di wilayah itu sejak dua bulan terakhir.
Bendelina Djami (56), warga RT 17/RW 04, Kelurahan Kambaniru, yang ditemui di Padadita, Selasa (4/2/2014), mengatakan, dia adalah salah satu dari sekian banyak warga di Kambaniru dan Prailiu yang terancam kelaparan. Tanaman jagung, kacang tanah dan kacang hijau di kebun mereka gagal panen.
"Tidak bisa panen karena sejak dua bulan terakhir ini tidak ada hujan. Jagung dan kacang yang kami tanam tahun ini sudah mati semua," katanya.
Bendelina menjelaskan, kebun jagung, kacang tanah dan kacang hijau milik para petani itu mati terbakar teriknya panas matahari. Padahal, kata Bendelina, jagung dan tanaman lainnya sudah mulai berbuah.
"Ini hari memang ada hujan sedikit, tapi sama saja tidak ada guna lagi karena jagung dan kacang sudah mati semua. Tidak bisa dipanen, jadi mau bagaimana lagi? Dari pada tidak ada guna, kita kasih makan sapi," ujarnya.
Sejauh ini para petani di lokasi itu tidak bisa berbuat banyak meskipun curah hujan sudah mulai normal. Hal ini disebabkan stok bibit jagung dan palawija sudah habis.
"Pasrah saja, karena sudah tidak tidak ada lagi bibit. Tahun ini memang curah hujan kurang bagus jadi semua petani di sini pasti akan gagal panen," katanya.
Pantauan Pos Kupang (Tribunnews.com Network) di Kelurahan Kambaniru dan Prailiu, kurang lebih ada 180 hektar kebun milik para petani di lokasi itu. Tanaman jagung, kacang tanah dan kacang hijau serta palawija yang dibudidayakan para petani terlihat merana dan mati kekeringan. Selain itu, sejumlah kebun jagung milik para petani kerdil. Ada petani yang memotong batang jagung untuk dijadikan makanan ternak.