TRIBUNNEWS.COM JAKARTA, - Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Mulyo Prabowo mengimbau warga Cilegon dan sekitarnya untuk tidak mempercayai isu tsunami akibat surutnya Laut Karangantu hingga kurang lebih 1 kilometer.
Mulyo menyatakan belum mengetahui secara persis informasi yang lengkap terkait fenomena tersebut. "Sebaiknya jangan kemudian mudah terhasut dengan informasi yang beredar. Lebih baik mencari informasi yang lengkap dahulu," kata Mulyo, kepada Kompas.com, Jumat (7/2/2014).
Menurut Mulyo, hingga saat ini, BMKG belum menerima adanya peringatan potensi tsunami dari surutnya Laut Karangantu. Sebab, gempa bumi juga belum terjadi di sana. Kemudian, ia juga belum mengetahui seberapa jauh surutnya air laut dan sudah berapa lama surut.
Di Serang sendiri, kata dia, belum ada informasi potensi gempa bumi. Terakhir, gempa bumi terjadi di Maluku bukan di Selat Sunda. Kendati demikian, di bulan Februari ini sedang terjadi puncak pasang surut air laut.
Setiap tanggal 7, 8, dan 9 Februari merupakan pasang air maksimum di laut di utara Jakarta dan sekitarnya. Di masa puncak pasang surut air laut, tinggi maksimum air di pantai bisa mencapai satu meter lebih.
"Tapi, setahu saya Serang dan sekitarnya masih dalam kondisi aman. Kantor BMKG Serang juga tidak memberikan laporan apa-apa ke BMKG pusat," kata Mulyo.
Fenomena surutnya air laut Pantai Karangantu, Serang, Banten, menjadi perbincangan di berbagai media sosial. Pesan berantai yang beredar menimbulkan keresahan warga.
Penulis : Kurnia Sari Aziza
E