Laporan Wartawan Surya Didik Mashudi
TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Harry A Poeze, sejarawan Belanda dan penulis buku tentang Tan Malaka, mendapatkan temuan baru terkait sejarah perjalanan pahlawan nasional yang dianggap "misterius" tersebut.
Ia mengatakan, ada informasi terbaru bahwa Tan Malaka pernah menikah di Jogjakarta dan memiliki anak.
"Tan Malaka dikabarkan menikah pada 1935 dengan seorang wanita di Jogjakarta. Dari pernikahan itu lahir seorang anak laki-laki yang diberi nama Axioma," ungkap Harry A Poeze kepada sejumlah wartawan di Kediri, Sabtu (8/2/2014) petang.
Axioma yang konon anak Tan Malaka itu sudah lama meninggal. Tapi istrinya dikabarkan masih hidup dan memiliki anak. Anaknya konon mengaku kakeknya adalah Tan Malaka.
Informasi Tan Malaka pernah menikah dan punya anak di Jogjakarta ini, diberitahukan mantan diplomat asing kepada Harry A Poeze. Namun, masukan terbaru itu masih dilacak kebenarannya.
Karena dari riset yang ditemukan, Tan Malaka pada 1935 berada di negara perantauan Singapura atau China.
"Untuk kebenarannya, saya akan melakukan penelitian masukan ini, apakah dia benar-benar Tan Malaka ataukah Tan Malaka gadungan," ujar Harry Poeze.
Meski belum ada data dokumen Tan Malaka pernah menikah, diakuinya Tan Malaka memunyai sejumlah pacar baik di Indonesia atau di negara yang pernah didatanginya.
Untuk diketahui, Tan Malaka merupakan sosok penuh polemik semasa hidupnya. Ia pernah menjadi tokoh yang disegani dalam kancah pergerakan nasional di awal tahun 1920-an.
Namun, pascaperlawan kaum tani terhadap kolonial Belanda pada tahun 1926, ia dikucilkan. Pasalnya, aktivitasnya justru berlawanan dengan semangat rakyat yang hendak memberontak dari kekuasaan kolonialis.
Sementara Harry A Poeze, menggelar roadshow di sejumlah kota besar di Indonesia Untuk memperkenalkan bukunya tentang Tan Malaka.
Empat kota yang disinggahi ada di Jawa Timur. Kota Surabaya dan Kediri, sudah didatangi acara diskusi dan bedah buku "Tan Malaka Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia".
Hanya saja Harry gagal menjadi pembicara di Perpustakaan Surabaya karena diancam didemo aktivis FPI.
Sementara dua kota lainnya yang bakal dikunjungi pada pekan ini adalah, Kota Jember dan Malang. Di kedua kota itu, HarryA Poeze akan menjadi pembicara dalam diskusi dan bedah bukunya di Kampus Unej dan Universitas Brawijaya.
Andreas dari Penerbit Obor menjelaskan, kota yang telah didatangi Jakarta dan Bandung acara diskusi dan bedah bukunya berlangsung lancar. Hanya di Surabaya yang terkendala karena ada ancaman demo dari segerombolan anggota FPI.
"Di kota-kota lain tak pernah ada masalah karena disambut antusias peserta di diskusi. Malahan banyak peserta diskusi yang membeli buku-buku tentang Tan Malaka," ujar Andreas.