Laporan Wartawan Sriwijaya Post Deryardli
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Gua misterius di Desa Rantau Kasih, Kecamatan, Lawangwetan, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, kuat diduga merupakan bunker buatan agresor Jepang.
Budayawan Sumsel Yudhi Sarofie kepada Sripoku.com menjelaskan, ciri dan karakteristik gua temuan warga itu, cocok dengan bunker yang pernah ditemukan sebelumnya di sejumlah daerah.
"Kalau di dalamnya ada lorong atau sekat berbentuk kamar, besar kemungkinan dibangun pada penjajahan Jepang. Itu dijadikan untuk menempatkan tahanan atau tempat istirahat para tentara," katanya, Senin (10/2/2014).
Bunker yang ditemukan memang memiliki lubang di bagian atas, seperti halnya ventiliasi udara namun berukuran besar. Yudhie menjelaskan, fungsi lubang itu untuk menembaki musuh ketika mendekati bunker.
"Itu untuk mengeluarkan senjata. Dari lubang untuk menembak, atau perlindungan dari serangan apa pun bentuknya baik udara maupun darat. Berarti, tipe bangunannya sama seperti yang ditemukan di Rimbo Kemuningan," ujarnya.
Jepang memang membangun bunker sebagai bentuk pertahanan. Selain menyimpang persenjataan, biasanya banyak barang penting yang ikut dibawa masuk ke dalam bunker.
"Sudah menjadi pola Jepang, ketika membangun bunker untuk pertahanan juga menyimpan barang penting. Orang-orang yang membangun bunker pun dibunuh agar tidak memberitahukan keberadaan tempat tersebut. Seperti yang pernah ditemukan di Ketiau, Kabupaten Ogan Ilir (OI). Dalam bunker Jepang ditemukan pesawat dan kendaraan," jelasnya.
"Kenapa bangun di sana? tentu sebagai pertahanan dari orang yang akan melintas. Ada kemungkinan ada bunker lain di dekat sana. Dari pola Jepang, jarang bunker lain antara 10-15 kilometer," paparnya.
Lalu, kenapa ada batubata bertulisan 'BATAM'? Ternyata, bunker itu dibangun pada abad ke-20 dasawarsa kelima.
Geolog dari Balai Arkeologi Palembang Badan Pengembangan Sumber Daya Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Aryandini Novita juga mengamini hal tersebut.
Ia menuturkan, berdasarkan pola bunker yang didirikan Jepang di beberapa wilayah Indonesia, tempat tersebut memiliki fungsi untuk mempertahankan kawasan dan wilayah yang dianggap vital.
Ia mencontohkan kawasan Plaju, Jalan Joko atau Rimbo Kemuning yang ditemukan bunker buatan Jepang. "Siapa pun yang mendirikan bangunan pertahanan pasti ada sesuatu untuk dilindungi. Tapi, apakah kawasan atau barang yang dilindungi di Lawangwetan belum diketahui lebih lanjut," ujarnya.