News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ratu Atut dan Kroni

Ipah, Keturunan Sultan Banten Penjaga Dua Pulau Ratu Atut

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PULAU RATU ATUT - Pulau Liwungan, yang berlokasi di Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang.

TRIBUNNEWS.COM, PANDEGLANG - Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, tampak pintar menyembunyikan fakta bahwa ia beserta keluarganya memiliki dua pulau.

Hampir satu dekade ia menjadi petinggi di tanah para jawara tersebut, tak satu pun pihak yang berani atau mau mengungkap status Pulau Liwungan dan Polole yang berada dalam penguasaan Atut.

Namun, seperti petitih "sepandai-pandainya menyimpan bangkai ikan, toh bau busuknya bakal tercium", keberadaan aset Ratu Atut akhirnya mulai tersibak. Itu setelah "Sang Ratu" menjadi tersangka dan tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Kemungkinan, satu jurus pamungkas Ratu Atut sehingga selama ini tak ada yang kasak-kusuk mempersoalkan hal itu adalah, adanya "panglima" sebagai wakilnya mengurus kedua pulau tersebut.

Ipah, adalah nama sederhana bagi "panglima" tersebut.

Sana (28), nelayan yang ditemui Warta Kota di sekitar kedua pulau milik Ratu Atut, menceritakan bahwa Ipah masih memiliki ikatan persaudaraan dengan Atut.

Ipah juga masih keturunan Sultan Banten. Makanya, Ipah ini adalah kepercayaan keluarga Atut, sehingga urusan pulau diserahkan kepadanya.

Sabtu (8/2/2014) siang, Sana sedang beristirahat di Pulau Liwungan sehabis melaut. Sana duduk di bale kayu di pelataran pulau itu.

Sambil bersila, dia merapikan jalanya. Sementara kapal kayunya ditambat di laut depan pelataran.

Menurut Sana, di kawasan Labuan Ipah termasuk terkenal. Umur wanita ini sudah 60 tahun. Dia punya usaha pariwisata di Labuan.

Tadinya Ipah punya empat kapal boat untuk mengantar turis berkeliling laut di Labuan. Tapi kini Ipah tinggal punya dua kapal boat saja.

Pulau Liwungan dan Pulau Popole ini, punya kontur alam yang mirip-mirip. Tapi Pulau Liwungan, sama sekali belum tergarap.

"Di sana, tak ada bangunan apa pun, selain gubuk penjaga dan bale-bale untuk tamu bersantai.
Pulau Popole sudah sedikit tergarap, tapi gagal," tuturnya.

Ayah Atut, kata Sana, sempat mencoba membuat tempat penyewaan mewah untuk disewakan di pulau ini. Pembangunannya sekitar pertengahan tahun 1990-an. Tapi pada 1998, tak lagi ada penggarapan pulau yang serius. Kini kondisi resort itu mangkrak tak terurus. (ote/gps)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini