Laporan Wartawan Surya Nuraini Faiq
TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Ribuan pengungsi korban erupsi Gunung Kelud, kian tak betah menempati lokasi pengungsian yang disediakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Mereka ramai-ramai meninggalkan tempat pengungsian demi melihat rumah beserta isinya. Mulai Selasa (18/2/2014) pagi, para pengungsi dari kampung lereng Gunung Kelud itu terus meninggalkan tempat pengungsian.
"Sudah lima hari di sini. Saya kepikiran rumah dan lebih baik tidur di rumah daripada ngungsi. Makan kadang telat dan tidur tak nyenyak," kata Supriyati, warga Puncu, yang bergegas meninggalkan tempat pengungsian mereka di Masjid Annur Pare.
Warga lereng Kelud ini, bersama suaminya meninggalkan pengungsian. Perempuan bersama satu anaknya itu mengaku, ikut jejak pengungsi yang lain yang juga lebih dulu meninggalkan pengungsian menuju rumahnya.
Para pengungsi terutama di Lahar Pang, Sukomoro, dan Puncu (semua kecamatan Puncu), kini memilih hengkang dari penungsian.
Pantauan Surya Online di sejumlah lokasi pengungsian, tampak penampungan ini makin sepi dan lengang.
Kira-kira, hanya ada separo pengungsi yang masih tersisa. Seperti terlihat di Masjid Annur dan Gedung Serbaguna Pare. Dua tempat ini adalah tempat pengungsian warga Kecamatan Puncu.
Belum ada laporan dari otoritas pengungsi mengenahi jumlah pengungsi yang bertahan. Namun dari pantuan saja di Gedung Serbaguna yang hari pertama dijejali 1.700 pengungsi, kini tinggal separo.
Begitu juga di Annur dengan total pengungsi mencapai 2.800 kini juga hanya ada separonya. Serambi belakang yang biasanya penuh kini longgar.
Sangat terlihat memang, Selasa ini pengungsi terus berkurang di penampungan. Sampai-sampai petugas polisi dikerahkan untuk memberi penjelasan akan keamanan. Dengan status Gunung Kelud yang masih Awas, bahaya akan terus ada.